Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemindaian Ungkap "Baju Zirah" Komodo yang Tersembunyi

Kompas.com - 21/09/2019, 19:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kadal terbesar di planet ini, komodo, ternyata punya rahasia luar biasa di balik badannya yang kuat.

Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa di balik kulit mereka yang bersisik, hewan dengan nama latin Varanus komodoensis ini memiliki "baju zirah" yang terbuat dari tulang-tulang kecil atau osteodermata, menutupi dari hidung hingga ujung ekor.

Baju zirah tersebut berfungsi untuk melindungi diri saat terjadi perkelahian dengan sesamanya, alias para komodo itu sendiri.

Hasil tersebut didapat dari studi yang dilakukan terhadap komodo yang sudah mati, dewasa, dan remaja. Komodo-komodo ini dipindai untuk mengungkap apa yang ada di balik kulit mereka.

Baca juga: Akhirnya Terjawab, Alasan Komodo Hanya Ada di Indonesia

Peneliti menemukan bahwa pada fase dewasa komodo, tubuh mereka benar-benar seperti berlapis baja. Seluruh tubuh tertutup tulang-tulang kecil dengan empat bentuk yang berbeda yang hanya menyisakan mata, lubang, serta ujung mulut.

"Kami benar-benar terpesona ketika melihatnya. Komodo memiliki empat morfologi yang bebeda dan menyelimuti seluruh tubuhnya," kata Jessica Maisano, paleontolog dari University of Texas.

The University of Texas at Austin/Jackson School of Geosciences Hasil pemindaian "baju zirah" komodo

Sementara pada saat komodo-komodo masih bayi hingga remaja, mereka sama sekali tidak memiliki tulang-tulang pelindung sama sekali. Hal tersebut menunjukkan bahwa osteodermata tidak berkembang sampai mereka dewasa.

"Komodo muda menghabiskan cukup banyak waktu di pohon, dan ketika mereka cukup besar untuk keluar dari pohon, saat itulah mereka mulai berkonflik dengan anggota spesies mereka," jelas Christopher Bell, paleontolog dari University of Texas.

Baca juga: 7 Fakta Unik soal Komodo, Asal Australia dan Bisa Berkembang Biak Tanpa Kawin

Osteoderma memang ditemukan di sejumlah reptil dan amfibi, termasuk buaya, kadal, dan katak. Namun penyebutan pertama osteoderma komodo dalam literatur ilmiah adalah pada saat 1928.

Saat itu, seorang naturalis bernama William Douglas Burden menyebut, pemburu mengumpulkan banyak kulit, tetapi adanya tulang atau osteodermata menjadikan kulit tidak memiliki nilai komersial.

Selanjutnya tim peneliti berharap dapat mempelajari lebih banyak komodo di rentang usia yang berbeda sehingga dapat membantu menjelaskan lebih banyak lagi tentang baju zirah yang misterius ini.

Penelitian ini telah dipublikasikan dalam The Anatomical Record.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com