Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seberapa Penting Pisah Rumah dari Mertua untuk Pasangan Baru?

Kompas.com - 19/09/2019, 19:05 WIB
Sri Anindiati Nursastri

Penulis

KOMPAS.com – Di dunia termasuk Indonesia, banyak pasangan yang tinggal bersama orangtua atau mertua usai melangsungkan pernikahan. Keputusan ini cukup krusial dan memerlukan kompromi. Tak hanya bagi pasangan itu sendiri, tapi juga bagi orangtua yang rumahnya ditinggali.

“Kalau mau serumah (dengan orangtua atau mertua), tidak apa-apa kalau kita tidak kuat mencari rumah atau tempat tinggal. Tapi hal terpenting adalah boundaries-nya jelas,” tutur Psikolog Anak dan Keluarga Astrid WEN kepada Kompas.com, Kamis (19/9/2019).

Boundaries yang dimaksud Astrid adalah pemisahan yang jelas antara urusan suami dan istri serta orangtua dan anak. Ia mencontohkan soal pekerjaan suami.

“Misal kamu atau suami kamu kerja freelance. Pagi-pagi tidak ke kantor. Kadang hal itu saja bisa menimbulkan konflik. Jika sudah muncul konflik seperti ini, meski sepele, berarti boundaries-nya tidak sehat,” paparnya.

Baca juga: Wanita Punya Lebih Sedikit Anak jika Tinggal Bersama Ibu atau Mertua

Astrid menilai hal itu terjadi akibat kemampuan adaptasi yang kurang antara orangtua dengan anak yang sudah menikah. Ia mencontohkan hal lain, yaitu ibu suami selalu membela anaknya sehingga kita tidak bisa leluasa mengutarakan pendapat di dalam rumah.

“Jika sudah begitu, lebih baik pisah (dari orangtua atau mertua) dan tinggal mandiri,” tambahnya.

Meski begitu, lanjut Astrid, jika Anda merasa boundaries yang ada dalam tahap wajar dan tidak menimbulkan konflik serta pikiran, sah-sah saja tinggal bersama orangtua atau mertua.

“Hal yang perlu dilihat adalah apakah boundaries tersebut mengganggu eksistensi kedua belah pihak sebagai pasangan. Jika mengganggu, saatnya tinggal mandiri. Tidak usah beli dulu, mungkin bisa kontrak atau kos. Yang penting ruang personalnya membuat kita bahagia,” papar dia.

Baca juga: Bagaimana Pernikahan Ubah Kesehatan Fisik dan Mental, Menurut Sains

Lalu bagaimana jika Anda dan pasangan belum mencapai titik kompromi apakah akan tinggal mandiri atau tetap di rumah orangtua atau mertua?

“Bisa diberi tenggat waktu, diobrolkan baik-baik. Misal akan pindah berapa lama lagi? Tahun depankah, atau berapa tahun lagi? Jangan gara-gara hal seperti ini langsung minta cerai ya,” tutur Astrid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau