Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Timbangan Badan, Inilah Tiga Kriteria Badan yang Sehat

Kompas.com - 11/09/2019, 19:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Editor

KOMPAS.com - Seperti apa bentuk tubuh yang sehat bagi seseorang? Apakah bentuk tubuh yang bak model? Atau yang beratnya masih dalam kategori "normal" menurut hitungan Indeks Massa Tubuh (IMT)?

Dikutip dari buku Mayo Clinic: Family Health Book terbitan Intisari, jika terpaku dengan IMT saja, Anda mungkin akan memiliki definisi tubuh sehat yang salah. Sebagai contoh, atlet seringkali dianggap tidak “sehat” karena memiliki berat badan berlebih, padahal berat badan mereka berpengaruh pada massa otot yang berkembang akibat aktivitasnya.

Oleh karena itu, cara mengetahui apakah tubuh Anda sudah tergolong sehat atau tidak adalah dengan menggabungkan nilai IMT, ukuran lingkar pinggang, serta riwayat kesehatan pribadi dan keluarga.

IMT

Langkah pertama untuk tingkat kesehatan tubuh adalah dengan mengukur IMT. Ukurlah berat dan tinggi badan Anda, kemudian tentukan IMT dengan tabel yang disesuaikan. Jika tidak ada tabel, Anda dapat menghitung IMT dengan rumus berat badan (satuan kilogram) dibagi dengan tinggi badan yang dikuadratkan (satuan meter) berikut ini.

Baca juga: Sains Diet: Jika Ingin Turunkan Berat Badan, Lebih Baik Sarapan Tidak?

Rumus Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)w Rumus Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI)

Tabel yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI Tabel yang dikeluarkan oleh Kemenkes RI

Merujuk pada tabel IMT oleh P2PTM Kemenkes RI, IMT yang normal berada pada kisaran 18,5-25.

Sementara itu, IMT yang mengindikasikan kekurangan berat badan adalah yang kurang 17,0-18,4 (kekurangan berat badan ringan) dan kurang dari 17 (kekurangan berat badan berat). Sebaliknya, kegemukan ringan ada pada IMT 25,1-27, dan kegemukan berat adalah ketika IMT di atas 27.

Semakin besar kekurangan atau kelebihan berat badan, maka semakin meningkat pula risiko kesehatan.

Lingkar Pinggang

Pengukuran lingkar pinggang juga dapat menunjukkan di mana sebagian besar lemak berada. Orang yang sebagian besar lemaknya berada di perut disebut dengan tipe apel. Jika berat badan terfokus pada bawah pinggang (contoh paha, pinggul, dan pantat) disebut dengan tipe pir.

Umumnya, bentuk pir lebih baik ketimbang bentuk apel. Pasalnya, orang yang kelebihan beratnya bertumpu di sekitar pinggang berisiko tinggi terkena penyakit jantung, diabetes, dan beberapa jenis kanker.

Penumpukan lemak sehingga membentuk “pir” umumnya disebabkan oleh faktor keturunan, sedangkan penumpukan lemak sehingga membentuk “apel” lebih dipengaruhi oleh lingkungan.

Cara mengukur lingkar pinggang yakni mencari titik-titik tertinggi dari pinggul dan ukurlah melintasi perut persis di atas titik-titik tersebut menggunakan meteran. Ukuran lingkar pinggang untuk pria dan wanita tentu berbeda. Wanita disarankan memiliki lingkar pinggang tidak lebih dari 87,5 cm, sedangkan pria tidak lebih dari 100 cm.

Baca juga: Apa yang Lingkar Pinggang Katakan tentang Kesehatan Anda?

Riwayat Kesehatan Pribadi dan Keluarga

Riwayat kesehatan pribadi dan keluarga bisa memberikan informasi tambahan tentang meningkatnya risiko gangguan kesehatan yang berkaitan dengan berat badan.

Jika pertanyaan di bawah ini jawabannya “ya”, berarti Anda akan memperoleh manfaat jika berat badan turun:
• Apakah Anda atau keluarga memiliki riwayat tekanan darah tinggi, diabetes, penyakit jantung, apnea (mendengkur) sewaktu tidur, osteoartitis atau kadar lemak tinggi (kolesterol atau trigliserida)?
• Apakah setelah dewasa, berat badan Anda bertambah sedikitnya 5 kilogram?
• Apakah Anda memiliki gaya hidup yang tidak sehat?

Menilai Berat Badan

Jika IMT 23 atau lebih dan lingkar pinggang Anda melebihi batas normal, atau paling tidak menjawab “ya” pada pertanyaan riwayat kesehatan pribadi dan keluarga, kemungkinan Anda akan mendapatkan manfaat jika berat badan turun.

Sebaiknya Anda mendiskusikan hal ini pada ahli gizi terdekat Anda. Bila Anda obesitas, maka penurunan berat badan sedikit saja sudah dapat meningkatkan kesehatan dan mengurangi risiko penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi serta penyakit lainnya. (Hana Nushratu)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com