Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

6 Fakta Unik Kecoak, dari Spesies Paling Kuno sampai Bisa Hidup 6 Bulan

Kompas.com - 11/09/2019, 18:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh Robby Jannatan


SEANDAINYA suatu saat terjadi perubahan iklim ekstrem di muka bumi sehingga mengakibatkan jumlah populasi manusia turun drastis dan banyak flora dan fauna punah, tidak diragukan lagi kecoak akan bisa selamat dari tragedi tersebut.

Hewan mungil bersayap ini merupakan salah satu grup serangga yang pernah punya pengalaman lolos dari kepunahan minor pada Zaman Karbon sekitar 305 juta tahun lalu.

Sebuah penelitian juga membuktikan bahwa kecoak mampu hidup setelah terkena sinar radiasi, selama mereka masih bisa makan dan minum.

Kecoak mudah ditemukan di sekitar rumah kita. Sebagian besar dari kita barangkali menganggap serangga ini menyebalkan karena sangat mengganggu estetika.

Saya akan menjelaskan tentang kecoak, termasuk peran mereka menjadi vektor penyakit dan bagaimana seharusnya kita menghadapinya.

Spesies paling kuno + pintar beradaptasi

Kecoak adalah salah satu kelompok hewan unik yang paling kuno dan paling sukses bertahan hidup di muka bumi hingga saat ini.

Keberadaan kecoak telah teridentifikasi sejak Zaman Karbon, sekitar 350 juta tahun lalu. Saat itu bumi masih menjadi satu benua besar yang disebut dengan Pangaea dan kemudian terbagi menjadi Amerika utara dan selatan, Afrika, Eropa, dan Asia.

Spesies kecoak diidentifikasi dari fosil yang ditemukan dari Zaman Karbon. Mereka merupakan grup serangga utama yang fosilnya paling banyak ditemukan di Amerika Utara, Eropa, dan Pegunungan Ural (kini Rusia dan Kazakhstan). Itu mengapa Zaman Karbon disebut sebagai “The Age of Cockroaches” atau Era Kecoak.

Zaman Karbon mempunyai temperatur tinggi dan berubah drastis menjadi dingin dan kering. Perubahan iklim seperti itu telah menyebabkan kepunahan banyak flora dan fauna, namun kecoak mampu bertahan hidup hingga saat ini.

Sementara itu, kecoak diyakini mampu hidup pada suhu ekstrem. Pada fase instar kecoak (fase sebelum dewasa) jenis Blaptica dubia, misalnya, menurut sebuah riset, dapat bertahan hidup dari suhu -3,1 hingga 49,9 derajat Celcius.

Kecoak mampu bertahan hidup dari Zaman Karbon karena mereka telah mencapai bentuk tubuh optimum, yaitu bentuk tubuh yang memungkinkan untuk lolos dari semua bahaya pada awal sejarah evolusi mereka.

Bentuk tubuh kecoak yang optimum dan sayap yang bisa dilipat di sepanjang tubuh (Gambar 1) membuat mereka mampu lepas dari kepunahan minor pada Zaman Karbon dan bersembunyi dari predator yang akan memangsa mereka.

Tak berlebihan jika Bumi kelak bisa menjadi Planet Kecoak karena kemampuan beradaptasi dan berkembang biak mereka yang luar biasa bisa membuat mereka menjadi makhluk hidup yang tertua di muka bumi.

Cerdik menyelinap + jadi hama

Hingga saat ini, kecoak telah tersebar kurang lebih menjadi 3.500 spesies di muka bumi. Tidak hanya hidup di alam liar, tapi mereka juga mampu hidup berdampingan di pemukiman manusia.

Halaman:


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com