Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rahasia Alam Semesta: Perbedaan Asteroid, Komet, dan Meteor

Kompas.com - 09/09/2019, 19:38 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Komet

Komet lebih mirip bola saju ruang angkasa yang mengandung es dan debu. Komet sudah terbentuk sejak tata surya lahir, atau sekitar 4,6 miliar tahun lalu.

Kebanyakan komet mengorbit di bagian luar tata surya, berada di luar area planet Neptunus.

Di masa lalu, komet dipercaya sebagai kabar kematian pangeran atau hasil perang.

Seiring perubahan zaman, astronom modern sadar bahwa komet merupakan benda langit dan sisa-sisa bahan pembentuk tata surya miliaran tahun lalu.

Astronom Fred Whipple adalah yang pertama mendeskripsikan komet sebagai bola salju gelap, dari debu beku.

"Perbedaan antara komposisi asteroid dan komet mungkin dipengaruhi oleh bagaimana dan di mana mereka dilahirkan," tulis Britt Scharringhausen, profesor astronomi di Beloit College di Wisconsin.

"Tata surya terbentuk dari nebula matahari, awan gas dan debu. Di pusat nebula, matahari dilahirkan melalui keruntuhan gravitasi. Karena reruntuhan ini melepaskan panas, wilayah pusat nebula lebih panas dan lebih padat, sedangkan daerah luar lebih dingin," tulis Scharringhausen.

Asteroid terbentuk di dekat pusat nebula panas, di mana hanya ada batuan atau logam solid di bawah suhu ekstrem.

Komet terbentuk di luar garis es, wilayah cukup dingin untuk air dan gas seperti karbon dioksida membeku.

Karena itu, komet umumnya hanya ditemukan di ujung tata surya di dua daerah bernama Kuiper Belt dan Oort Cloud.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta: Seperti Bumi, Bulan Juga Sering Gempa

Meteorid, meteor, dan meteorid

Foto hujan meteor Geminid di Portland, Oregon, Amerika Serikat yang diambil oleh Thomas W Earle dikutip situs web Universe Today, Rabu (23/12/2015).http://www.universetoday.com/116641/dont-miss-the-geminids-this-weekend-best-meteor-shower-of-the-year/ Foto hujan meteor Geminid di Portland, Oregon, Amerika Serikat yang diambil oleh Thomas W Earle dikutip situs web Universe Today, Rabu (23/12/2015).
Meteorid merupakan asteroid kecil atau remahan komet yang pecah.

Ukuran meteorid mulai dari sebutir pasir hingga semeter.

Ketika meteorid bertabrakan dengan atmosfer planet, mereka akan menjadi meteor.

Kilat berapi yang dilepaskan meteor ketika mereka terbakar di atmosfer, bercahaya lebih terang dibanding Venus. Inilah mengapa meteor dijuluki bintang jatuh.

Para ahli memperkirakan lebih dari 43.500 kilogram material meteoritik jatuh ke Bumi setiap hari.

Dan jika meteor masuk ke atmosfer dan jatuh ke permukaan planet, benda itu berubah nama menjadi meteorit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com