Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/09/2019, 06:16 WIB
Palupi Annisa Auliani

Penulis

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sampai menyatakan bahwa kusta adalah penyakit tropis yang terabaikan, karena semua fenomena ini.

Stigma dan diskriminasi

Cerita tak berhenti di situ. Mereka yang pernah menderita kusta menjalani pedihnya stigma dan diskriminasi dalam waktu bersamaan, bahkan tak berkesudahan.

Untuk mengujinya, bisa ditanyakan ke diri kita masing-masing sejumlah pertanyaan seperti berikut ini:

“Maukah kita mempekerjakan mantan penderita kusta?”, “Maukah kita menyantap makanan dan atau minuman yang disajikan penderita kusta?”, atau “Maukah kita tinggal bertetangga apalagi seatap dengan penderita kusta?”.

Seorang kawan yang pernah meliput bidang kesehatan bercerita, pada suatu ketika serombongan wartawan meliput kampung kusta bersama Menteri Kesehatan dan jajarannya.

Dari sana, mereka membeli buah potong yang dijual salah satu mantan penderita kusta.

Apa yang terjadi? Tak banyak yang mau memakannya.

“Padahal itu orang-orang yang baru saja mendapatkan edukasi tentang kusta, orang-orang yang tahu ilmu kesehatan,” tutur kawan itu.

Cerita lebih baru datang dari kawan yang lain. Saat meliput untuk garapan kali ini, rombongannya disuguhi minuman kopi oleh tuan rumah yang adalah mantan penderita kusta.

Apa yang terjadi?

“Waduh, ada yang pakai alasan tidak minum kopi. Saya tetap minum karena tidak mau membuat dia (tuan rumah) tersinggung,” ujar dia.

Cerita-cerita semacam ini bertebaran. Bahkan orang-orang yang mau membantu para penderita kusta pun berpikir panjang untuk mempekerjakan para mantan penderita kusta di rumah.

“Dulu ada tetangga yang mantan penderita kusta. Kami langsung protes ke mama, jangan aneh-aneh deh, ketika mama hendak mempekerjakannya mencuci di rumah,” aku seorang kawan yang lain lagi.

Solusi yang diambil saat itu, lalu menjadi kebiasaan selama bertahun-tahun, keluarga kawan ini menyisihkan sebagian penghasilan mereka untuk rutin membantu sang tetangga.

Padahal, para mantan penderita kusta ini tidak juga mau bergantung tanpa usaha untuk menopang hidupnya. Mereka juga ingin mandiri dan berdaya. Kesempatannya yang tak banyak tersedia.

Bantu mereka berdaya

Kalaupun ada kesempatan untuk berdaya bagi para penderita kusta, banyak dari mereka yang tak mau lagi dikaitkan dengan penyakit yang pernah diderita.

Pernah terjadi. Ekspose media dengan tujuan baik tentang upaya mereka memberdayakan diri, justru berbalik dengan order pekerjaan yang langsung anjlok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com