Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejumlah Orang Kesurupan Saat Gusur TPU di Ciputat, Bagaimana Sains Melihatnya?

Kompas.com - 23/08/2019, 21:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com — Beberapa kali media masa memberitakan kasus kesurupan alias kerasukan. Terakhir, kejadian ini dialami sejumlah orang saat sedang melakukan pembongkaran makam di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Baitul Rahman, Ciputat, Tangerang Selatan.

"Memang ada warga yang kesurupan saat makam-makam itu kami bongkar," ujar Puji Laksono, staf Kementerian PUPR selaku penanggung jawab pembongkaran makam, kepada Wartakotalive.com, Senin (19/8/2019).

"Tim kami yang kesurupan itu mendadak ngamuk. Langsung diobati, kata warga di situ kerasukan hantu makam tersebut," ucap Puji.

Namun, bagaimana sains memandang fenomena ini?

Baca juga: Studi Harvard Buktikan, Pola Asuh Religius Baik untuk Kesehatan Mental Anak

Di mata medis kesurupan merupakan suatu penyakit gangguan mental dan tak ada hubungannya dengan hal mistis.

Melansir Hello Sehat, gangguan mental ini bisa karena faktor sosial ataupun psikologis.

Istilah medis untuk kesurupan adalah possession trance disorder.

Possession trance disorder merupakan kategori diagnostik baru dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders-IV (DSM-IV).

DSM sendiri merupakan standar klasifikasi gangguan mental yang dipergunakan oleh para profesional kesehatan mental di Amerika Serikat.

Dalam DSM-IV, possession trance disorder termasuk dalam kategori dissociative disorder alias gangguan disosiatif.

Gangguan disosiatif adalah hilangnya sebagian atau seluruh integrasi antara kenangan masa lalu, kesadaran identitas, dan sensasi serta kontrol dari gerakan tubuh.

Ini berarti bahwa possession trance disorder dapat diklasifikasikan sebagai salah satu bentuk dari gangguan mental terkait perubahan identitas diri.

Jika diartikan secara terpisah, trance didefinisikan sebagai keadaan mental ketika individu tidak memiliki kesadaran atas mental dan/atau lingkungannya dalam jangka waktu yang lama.

Adapun possession disorder merupakan sebuah istilah dari pengalaman yang terjadi dalam masyarakat atau istilah yang menggambarkan pengaruh dari agen kekal.

Berdasarkan WHO dalam ICD 10 versi 2008, possession trance disorder adalah gangguan ketika terjadi kehilangan sementara identitas pribadi dan kesadaran penuh dari lingkungan.

Termasuk di sini kondisi kesurupan yang disengaja atau yang tidak disengaja, terjadi di luar situasi keagamaan atau penerimaan budaya.

Hal ini berarti kesurupan bukan terjadi karena suatu kepercayaan agama atau budaya, melainkan lebih kepada faktor mental seseorang.

Tanda kesurupan dari sisi medis

Ketika tubuh seseorang kehilangan identitasnya, tentu ia tidak menjadi diri sendiri dan berlaku seperti orang lain.

Saat kesurupan atau mengalami possession trance disorder, orang tersebut bertingkah aneh, membicarakan hal yang tidak biasa, dan dengan nada berbeda. Seringnya setelah kesurupan terjadi, orang yang bersangkutan tidak ingat apa yang telah dilakukannya.

Dilansir dari psychnet-uk.com (22/2/2010), possession trance ditandai dengan perubahan sementara dalam identitas di mana identitas yang normal seseorang sementara diganti atau seolah-olah dimiliki oleh "roh, hantu, kekuatan, dewa, atau orang lain".

Pengalaman menjadi yang "dimiliki" oleh entitas lain, seperti orang, dewa, setan, binatang, atau benda mati, mempunyai arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda dan karena itu diagnosis untuk gangguan ini mungkin terikat budaya.

Saat seseorang sedang diambil alih kepemilikan identitasnya atau sedang kesurupan, orang tersebut biasanya mengalami berbagai tanda, seperti:

  • Kehilangan kontrol atas tindakannya
  • Perubahan perilaku atau bertindak berbeda
  • Kehilangan kesadaran lingkungan
  • Kehilangan identitas pribadi
  • Kesulitan membedakan kenyataan dari fantasi pada saat kesurupan
  • Perubahan nada suara
  • Perhatiannya berkeliaran
  • Kesulitan berkonsentrasi
  • Kehilangan kesadaran waktu
  • Kehilangan memori atau ingatan
  • Penampilan tubuhnya berubah

Terkadang, tanda-tanda possession trance disorder tersebut sama dengan tanda-tanda gangguan mental lainnya, seperti demensia, epilepsi, skizofrenia, sindrom Tourette, dan amnesia disosiatif.

Maka, harus diketahui perbedaan di antara penyakit tersebut agar possession trance disorder dapat didiagnosis dengan tepat.

Penyebab kesurupan

Kondisi possession trance disorder hanya dapat dipahami melalui kombinasi perspektif biologis, antropologis, sosiologis, psikopatologis, dan eksperimental.

Kesurupan atau possession trance disorder dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor spiritual, sosial, psikologis, dan fisik. Dengan melakukan pemeriksaan mendalam, mungkin faktor penyebabnya bisa diketahui.

Gangguan disosiatif juga dapat menyebabkan possession trance disorder ini karena trauma psikologis dan kekerasan yang berulang menyebabkan tekanan sosial dan mental.

Pengalaman disosiatif ini berubah dari nonpatologis ke patologis. Namun, belum ada teori biologis tentang asal-usul gangguan possession trance disorder ini.

Baca juga: Berkemah Ternyata Tingkatkan Kesehatan Mental

Teori lain

Meski dunia medis skeptis mengatakan kesurupan merupakan suatu penyakit mental, seorang profesor psikiater dari New York Medical College and Columbia University, Dr Richard Gallagher, justru percaya kesurupan adalah andil makhluk astral.

Kesimpulan itu didapatnya setelah mengamati perilaku kesurupan yang tidak manusiawi selama 25 tahun.

Melansir Telegraph (3/6/2018), Richard mengatakan bahwa hampir setiap budaya ada yang namanya kerasukan setan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau