Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 21/08/2019, 12:54 WIB

KOMPAS.com- Apakah Anda merasakan sensasi sakit saat ditusuk jarum, peniti ataupun paku? Ternyata, bukan ujung saraf yang membuat Anda merasakan sakit saat tertusuk benda tajam, melainkan organ yang bersembunyi di bawah kulit Anda.

Dilansir dari Live Science, 19 Agustus 2019, para peneliti menemukan organ yang bersembunyi di bawah kulit dan merespons rasa sakit.

Baru-baru ini, para ilmuwan telah menemukan organ yang bersembunyi di bawah kulit, yang mungkin membantu Anda merasakan sakitnya tusukan jarum. Organ ini berbentuk sel khusus yang berisi kumpulan saraf.

Ini membalikkan pemikiran terdahulu bahwa rasa sakit dirasakan melalui ujung saraf yang berada tepat di bawah lapisan luar kulit.

Baca juga: Viral OSIS Razia Skincare, Apakah Remaja Butuh Produk Perawatan Kulit?

Profesor biologi jaringan di Institut Karolinska di Swedia, Patrik Ernfors, mengatakan, kami telah lama mengatahui bahwa ada berbagai jenis organ sensorik di kulit, tetapi (organ) yang kami sadari hanya terlibat dalam sensasi sentuhan asja.

Nah, organ baru ini memiliki peran dalam persepsi nyeri, kata Ernfors.

Organ sensorik baru yang ditemukan ini merespons isyarat eksternal seperti tusukan dan menyampaikannya ke otak. Otak lantas mengirimkan sinyal balik ke lokasi yang tertusuk, untuk merasakan nyeri atau sakit.

Sel-sel yang membentuk organ ini disebut sel Schwann, masing-masing terlihat seperti gurita kecil dengan tentakel yang panjang ke arah saraf di sekitarnya, kata Ernfors. Secara umum, sel Schwaan diketahui mengelilingi dan melindungi saraf.

Baca juga: Gatal dan Kulit Kering? Bisa Jadi Pertanda Dermatitis Atopik

Namun untuk mengetahui secara spesifik fungsi dari sel Schwaan ini, para peneliti harus melakukan pengujian pada tikus.

Mereka menggunakan metode "optogenetika" dengan memasukkan protein penyerap cahaya ke dalam genom. Dengan demikian, sel Schwann bisa dinyalakan dan dimatikan seperti sensor cahaya.

Ketika sel diaktifkan, tikus-tikus tersebut menarik kakinya, yang mana mengindikasikan bahwa tikus-tikus itu merasakan sakit. Tikus juga menunjukkan perilaku kesakitan seperti menjilati dan mengguncang cakarnya, untuk menenangkan rasa sakit yang mereka alami.

Sebaliknya, ketika sel Schwann itu dimatikan, tikus-tikus tersebut merasakan jauh lebih sedikit tekanan dan rasa sakit, meskipun tusukan yang sama membuat tikus normal kesakitan.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia: Kulit Punya Aliran Listrik yang Bikin Tersetrum

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+