Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/08/2019, 16:41 WIB
Mochamad Sadheli ,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Pelatih Juventus, Maurizio Sarri dilaporkan menderita pneumonia atau yang biasa dikenal dengan radang paru-paru.

Berdasarkan laman resmi klub sepak bola Juventus, pria berusia 60 tahun tersebut harus dirawat secara khusus setelah satu minggu mengalami flu.

Hingga saat ini, masih belum jelas sampai kapan pelatih kelahiran Napoli ini dapat kembali ke lapangan dan menemani Cristiano Ronaldo dkk guna mengatur permainan.

Apa itu pneumonia?

Seperti diberitakan Kompas.com, 23 Januari 2017, pneumonia kerap menyerang manusia yang sudah berusia lanjut. Salah satu alasannya adalah kekebalan tubuh yang menurun setelah usia 50 tahun.

Terlebih, kebiasaan buruk dengan pola hidup yang tidak sehat seperti merokok dan mengonsumsi alkohol secara berlebihan.

"Dokter selalu merawat di rumah sakit para lansia jika mereka terkena pneumonia dan perawatan di rumah sakit itu amat penting ketika lansia tersebut pun memiliki masalah medis lain," kata Dr Len Horovitz, spesialis paru-paru dari Lenox Hill Hospital, New York City, waktu itu.

Dalam penyembuhannya pun bergantung pada penyebabnya, apakah disebabkan oleh virus atau bakteri. Jika berasal dari virus, kemungkinan besar lebih menular.

Baca juga: Ayah Merokok, Anak Berisiko Terserang Pneumonia

Sebagai langkah awal, biasanya dokter memberikan antibiotik meski belum diketahui penyebab mula penyakit ini. Terutama bila pasien merupakan lansia.

Bahaya Komplikasi

Dokter harus lebih hati-hati memberikan prognosis definitif.

"Pneumonia tak selalu langsung. Pada seseorang yang ringkih dengan kekebalan tubuh lemah karena berusia lanjut, ada kekhawatiran orang itu mengalami komplikasi," jelas Horowitz.

Pneumonia bakterial, lanjut dia, dapat masuk ke aliran darah seseorang dan menyebar ke seluruh tubuh. "Komplikasi itu meliputi gagal ginjal dan pembentukan abses," ujarnya.

Sehingga, dapat memicu serangkaian kejadian yang menyebabkan serangan multi cabang.

Sementara itu, dilansir dari halosehat.com, penyakit yang terjadi di bagian paru-paru ini terjadi pada 450 juta orang tiap tahunnya. Di mana 1 juta diantaranya berakhir dengan kematian.

Sebanyak 50 persen kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri Streptococcus, 20 persen disebabkan oleh bakteri Haemophilus influenza.

Sisanya 13 persen lainnya disebabkan oleh bakteri Chlamydophylia, dan 3 persen merupakan akibat dari infeksi bakteri bernama Mycoplasma pneumoniae.

Gejala pneumonia sendiri biasanya dimulai dari gangguan pernapasan seperti asma, nafas pendek, dan suara bernafas yang kasar.

Baca juga: Pilihan Vaksin untuk Melindungi Anak dari Pneumonia

Selain itu, batuk-batuk, nyeri pada bagian dada, demam tinggi, menggigil, kulit yang membiru hingga muntah-muntah secara terus menerus serta presisten menjadi gejala lainnya.

Sebenarnya mudah sekali dalam mencegah salah satu penyakit paru-paru ini. Yakni dengan pola hidup sehat dengan makan makanan bergizi dan bernutrisi secara teratur, banyak minum air putih dan melakukan olahraga.

Begitu juga melakukan vaksin sedini mungkin untuk pencegahan.

Bahkan, menurut ketentuan Center of Disease Control and Prevention di Amerika Serikat menyebutkan jika semua lansia di atas 65 tahun harus mendapatkan vaksin tersebut.

Dari pemberitaan Kompas.com (20/8/2019), Sarri mengakui bisa menghabiskan 60 batang rokok dalam sehari.

"Saya merokok 60 batang sehari. Tentu saja ini terlalu banyak," ujar Sarri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com