Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Mata Minus Sembuh dengan Makan Wortel dan Pakai Kacamata?

Kompas.com - 15/08/2019, 07:05 WIB
Ellyvon Pranita,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bila dikatakan buku adalah jendela dunia, maka lebih tepatnya matalah yang membuka jendela itu. Tahukah Anda, otak manusia memperoleh hampir 83 persen informasi melalui indera penglihatan? Hanya saja tidak semua orang memiliki penglihatan yang baik karena beberapa kelainan penglihatan seperti minus, plus, silinder.

Untuk memperbaiki hal ini, banyak orang lantas berupaya dengan memakai kacamata, lensa kontak dan makan wortel. Namun, benarkah cara-cara ini efektif mengobati pengelihatan agar tidak minus, plus atau silinder lagi?

Menjawab hal tersebut, Direktur JEC Lasik Center, Dr Setiyo Budi Riyanto SpM (K) menyatakan bahwa kacamata sesungguhnya tidak menjamin daya penglihatan akan lebih baik.

"Ada banyak kasus (di mana) menggunakan kacamata malah meningkatkan minus, plus ataupun silindernya mereka," kata Setiyo dalam acara Small Group Interview - CoZi Lasik di Jakarta, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: Sebelum Kacamata Ditemukan, Bagaimana Orang dengan Mata Minus Melihat Jauh?

Kacamata difungsikan untuk menjadi tameng agar benda asing tidak masuk ke mata. Selain itu, meskipun kacamata yang digunakan telah disesuaikan dengan penyakit yang diderita, tetapi ini hanya sementara sebelum akhirnya lensa harus diganti lagi karena kelainan penglihatan meningkat.

Sama halnya dengan mengonsumsi wortel yang memiliki kandungan vitamin A tinggi dan disebut baik untuk mata.

"Mau Anda mengkonsumsi wortel satu kilogram sehari juga enggak begitu ngaruh. Sifatnya untuk menjaga mata Anda saja tapi tidak untuk menyembuhkan, karena kelainan penglihatan itu pengaruh anatomi mata yang tidak sesuai," ujar Setiyo.

Dia berkata bahwa boleh saja Anda banyak mengkonsumsi wortel, tetapi penanganan yang tepat untuk mata Anda haruslah dikonsultasikan dengan dokter ahli mata terlebih dahulu. Sebab, ada banyak persoalan anatomi pada mata yang bisa menjadi penyebab kelainan penglihatan terjadi.

Baca juga: Mata Minus Tetap Bisa Jadi Donor Mata, Ayo Ikut Atasi Kebutaan

Terkait lensa kontak, Setiyo mengingatkan untuk lebih berhati-hati.

"Mau pake kontak lensa itu harus periksa dulu, berapa kadar airnya mata Anda? Barulah disesuaikan lensa kontaknya. Bukan asal pakai (atau) asal ada warnanya saja. Banyak (yang) gara-gara (pakai) lensa kontak sembarangan malah sakit dan meradang matanya," ujarnya.

Cara efektif menyembuhkan mata minus

Untungnya, Anda tidak perlu menyerah dalam memperbaiki pengelihatan. Pada saat ini, dunia ilmiah telah menemukan teknologi lasik atau laser untuk memperbaiki berbagai kelainan mata. Salah satunya adalah CoZi Lasik yang diperkenalkan oleh JEC Lasik Center.

Setiyo menjelaskan bahwa pada saat ini, prosedur lasik sudah jauh lebih mudah dan cepat. Prosedurnya hanya berlangsung dalam hitungan detik dan tanpa rasa sakit.

Namun, tidak semua orang bisa menjalani prosedur ini.

Kandidat pasien yang boleh menjalaninya adalah yang sudah berusia 18 tahun ke atas dengan kondisi kelainan mata yang tidak terlalu serius. Prosedur ini bisa mengoreksi minus sampai dengan S-14.00, silinder sampai C-5.00 dan plus S+4.00. Ketebalan kornea mata juga harus sesuai dengan standar yang dilakukan.

Baca juga: Wanita dengan Mata Minus Bisa Melahirkan Normal, Asal...

Sementara itu, prosedur ini tidak diperbolehkan untuk wanita menyusui dan ibu hamil. Lalu jika pasien adalah seorang pengguna lensa kontak, maka dia tidak boleh menggunakan lensa kontak yang model soft  selama 14 hari berturut-turut dan yang model hard selama 30 hari berturut-turut sebelum tindakan lasik.

Setiyo melanjutkan bahwa lasik memang bisa membantu pasien untuk tidak menggunakan kacamata kembali ke depannya. Namun, pasien harus terus melakukan check up, serta menghindari kontak langsung mata dengan air atau benda asing lainnya minimal tiga hari paska lasik dilakukan.

"Jika tidak, bisa jadi Anda akan melakukan lasik untuk berikutnya dan seterusnya hingga tuntas selama ketebalan kornea mata Anda masih dalam kategori target," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com