Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/08/2019, 14:22 WIB
Nur Rohmi Aida,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebuah video yang memperlihatkan seorang pemuda yang sedang memamerkan ototnya ramai diperbincangkan publik belakangan ini. 

Pasalnya dalam video yang beredar luas tersebut, pemuda yang belum diketahui identitasnya itu tiba-tiba terjatuh ketika tengah memamerkan ototnya.

Di beberapa keterangan yang beredar menyebutkan pemuda tersebut pingsan usai memamerkan otot dan bahkan mengalami pecah pembuluh darah.

Dari kasus tersebut, Kompas.com mencoba menanyakan hal ini kepada Ahli Kedokteran Olahraga, dr. Michael Triangto, SpKo.

Menurut pendapatnya, tindakan seperti yang dilakukan pemuda tersebut memang bisa membahayakan karena dapat menimbulkan hipoksia. Atau menurunnya kadar oksigen dalam darah.

“Kemungkinan dia mengalami defisit aliran darah yang menuju jantung atau otak. Tak heran kalau dia mengalami hipoksia. Jadi aliran darah jadi drop dan dia mengalami lemas dan jatuh,” ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (14/8/2019).

Baca juga: 4 Fakta Empat Pemuda Diduga Mengencingi Bendera Merah Putih, Viral di Medsos hingga Minta Maaf

Meski demikian Michael tak bisa memastikan, apakah kondisi pasien tersebut memang pingsan atau lemas karena tak secara langsung memeriksa pemuda tersebut.

Michael menjelaskan, apa yang dilakukan si pemuda tersebut yakni berusaha mengkontraksikan otot-otot tubuhnya. Hal itu berdasarkan pengamatannya secara sekilas.

“Yang terjadi di situ dia berusaha mengkontraksikan otot-otot tubuhnya. Tak hanya lengan, termasuk juga bahu, leher, lengan atas bawah, dada perut semua dikencangkan,” katanya lagi.

Otot Bisa Terjepit

Ia menjelaskan, saat mengencangkan otot, yang terjadi adalah pembuluh darah yang melewati otot-otot tersebut bisa terjepit.

“Karena itu kita bisa melihat pembuluh darah vena atau balik yang ada di bahu, dan leher jadi membesar. Artinya, pembuluh darah itu tak bisa melewati. Jadi ada suatu tahanan yang tak bisa dilewatinya. Tahanan apa, otot yg berkontraksi tadi,” ujarnya.

Seharusnya, darah dari jantung dialirkan ke seluruh tubuh melalui arteri termasuk ke otot yang berkontraksi.

Saat berkontraksi, tekanan darah akan meningkat karena pembuluh darah tadi harus melewati tahanan dari otot yang dikontraksikan tadi dan disaat yang bersamaan dia menahan nafas.

Hal inilah yang kemudian menurutnya memungkinkan si pemuda mengalami hipoksia dimana aliran darah yang mengalir ke bawah dan otak maupun aliran darah balik ke jantung menjadi terhambat dan bisa menyebabkan hipoksia bahkan bisa menimbulkan pingsan.

Baca juga: Kebiasaan Minum Soda Setiap Hari, Pemuda 30 Tahun Tewas

"Sebetulnya yang harus dilakukan dia harus membuang nafas saat mengkontraksikan otot-ototnya, karna agar paru-paru mengempis sehingga darah yang tak tahu harus kemana, karena tekanan tinggi, akan masuk ke paru-paru," ujar dia.

Namun saat ditanya apakah ada kemungkinan hal tersebut juga bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah, pihaknya berpendapat hal tersebut kemungkinan tidak terjadi.

“Pembuluh darah pecah, itu adalah stroke, karena itu saya tak mau mengatakan pingsan karena tak melihat kondisinya. Kita bicara dari sisi keilmuan. Kalau orang melakukan itu saja pecah bagaimana dengan atlet binaraga?” imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com