Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Niat Puasa Idul Adha, Bagaimana Menghapus Dosa Lemak Tahun Lalu?

Kompas.com - 09/08/2019, 15:22 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Menjelang Idul Adha, banyak penganut agama Islam yang berpuasa. Di samping untuk beribadah, tahukah Anda bahwa puasa Idul Adha juga bermanfaat untuk kesehatan karena bisa mengurangi kelebihan lemak yang ditimbun setahun terakhir?

Dihubungi oleh Kompas.com via telepon pada Jumat (9/8/2019), spesialis gizi klinis Dr Juwalita Surapsari, SpGK mengungkapkan bahwa ada penelitian yang menemukan jika dalam satu dekade, rata-rata orang dewasa mengalami kenaikan berat badan 10 kilogram atau artinya satu kilogram per tahun.

“Itu rata-rata, tapi bisa juga ada orang yang karena makannya berlebih, (sehingga kenaikan berat badannya) jauh dari itu,” ujarnya.

Terutama bagi orang baru bekerja, berat badan biasanya naik lebih cepat karena banyaknya camilan di kantor, kebiasaan minum kopi manis dan kurang gerak.

Lantas, bisakah kita menghapus kenaikan berat badan satu kilogram itu saat puasa Idul Adha?

Baca juga: Mana yang Lebih Baik, Buka Puasa dengan Teh atau Air Putih?

Menurut Juwalita, ada penelitian lain yang menyebutkan kalau berat badan seseorang bisa turun setengah kilogram dalam seminggu jika ia mengurangi asupan hingga 500 kalori dalam seminggu. Artinya, berat badan baru bisa turun satu kilogram jika asupan kalorinya berkurang 7.000 kalori.

“(Kalau mau tiga hari) berarti satu hari harus mengurangi 1.000 kalori. Tergantung sama asupan orang ini sebelumnya berapa? Kalau dalam tiga hari dia puasa dan olahraganya niat, sampai 300-400 kalori, ya mungkin saja turun satu kilogram,” katanya.

Namun, Juwalita lantas mempertanyakan apakah turun satu kilogram itu karena lemaknya memang berkurang atau justru yang terbuang adalah air dan otot yang dibutuhkan oleh tubuh.

Dia lantas menjelaskan cara berpuasa sambil menurunkan berat badan yang tidak merusak tubuh.

Baca juga: Benarkah Puasa Ramadhan Bisa Menurunkan Berat Badan?

Pertama adalah selalu sahur. “Kalau enggak sahur, tidak ideal untuk puasa. Jadi kalau orang mau puasa, sahur itu wajib,” ujarnya.

Sahur harus mengandung karbohidrat kompleks yang tinggi serat, seperti umbi-umbian, roti gandum, dan nasi merah; protein dan serat.

Kemudian saat membatalkan puasa, Anda hanya boleh makan makanan atau minuman manis sekali saja dengan kalori yang tidak merusak diet. Dokter Juwalita memberi contoh kurma yang dua bijinya hanya sekitar 50-75 kalori.

Ketika makan malam pun, porsinya harus lengkap dengan karbohidrat kompleks, protein dan selat pada porsi seperti biasa atau tidak liar.

“Kalau dia bisa menjalani puasa seperti itu, berarti dia menghilangkan makan siang. Anggap saja biasanya makan siang 500-700 kalori, berarti dalam tiga hari puasa bisa mengurangi 2.100 kalori. Kalau kemudian ditambah olahraga ringan, seperti jalan cepat 30 menit sehari, ya berarti bisa saja berkurang 0,5-1 kilogram dalam 3 hari,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau