Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Anggota Brimob di Papua, Ini Penanganan Jika Tergigit Ular

Kompas.com - 31/07/2019, 14:03 WIB
Mela Arnani,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Brimob di Papua, Bripka Desri Sahroni yang tewas akibat gigitan ular death adder atau acantopis menuai perhatian publik.

Pakar toksonologi dan bisa ular Dr dr Tri Maharani, M.Si SP sebelumnya telah menjelaskan bahwa ular jenis ini bersifat neurotoksin kuat.

Setelah tergigit, bisa ular bekerja memblok saraf-saraf dalam tubuh korban, sehingga dapat terjadi kelumpuhan otot yang didukung oleh syaraf itu dan berakibat gagal napas atau jantung.

Bisa ular death adder tak menyebar melalui pembuluh darah, melainkan lewat kelenjar getah bening.

Baca juga: Anggota Brimob di Papua Tewas Digigit Ular, Ini Penjelasan Ahli

Lantas, apa yang mesti dilakukan dan tidak dilakukan jika tergigit ular?

Tri Maharani menjelaskan, jika seseorang terkena gigitan ular, langkah pertama yang kudu dilakukan adalah tetap tenang dan beristirahat.

"Pasang bidai atau kurangi pergerakan," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Rabu (31/7/2019) siang.

Setelah itu, korban tetap harus dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan medis yang tepat.

Satu-satunya dokter dari Indonesia yang turut dalam tim pembuat pedoman penanganan gigitan ular berbisa dari lembaga kesehatan dunia (WHO) ini menegaskan, anggota tubuh yang terkena gigitan ular jangan sampai dihisap atau disedot.

Tak hanya itu, menoreh atau mengeluarkan darah atau memijat bagian anggota tubuh yang terkena gigitan juga tak diperbolehkan.

Alasannya adalah penanganan korban musti tepat secara medis, maka tidak disarankan menggunakan obat herbal.

 

Berbeda

Tri menuturkan, persebaran ular di Indonesia berbeda di setiap daerahnya.

"Ular Indonesia itu beda. Indonesia bagian barat ularnya sama dengan ular Asia. Ular yang tersebar di bagian timur seperti Papua dan Maluku sama dengan ular Australia.," tutur Tri.

Baca juga: Tujuh Jenis Bisa Ular di Indonesia, Kenali Bedanya, Pahami Dampaknya

Sementara, ular yang ada di wilayah garis wallace, seperti Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur sampai Pulau Wetar mempunyai ular yang berbeda pula.

"Di wilayah timur ada tujuh jenis ular yang sama dengan ular di Australia. Semua jenis ular itu adalah jenis neurotoksin kuat," papar Tri.

Sementara, ular jenis death adder pun tak muncul di wilayah Indonesia barat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com