Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sains Diet, Bagaimana Makan Lemak Saat Diet Keto Turunkan Berat Badan?

Kompas.com - 30/07/2019, 18:06 WIB
Kontributor Sains, Prita Prametya Kirana,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Perbedaannya, siklus Krebs yang berbahan baku FFA sebagai pemicunya hanya menghasilkan 22 ATP per gugus keton, sedangkan siklus Krebs yang dipicu karbohidrat dapat menghasilkan 30-38 ATP per gugus karbohidrat.

Hal ini karena siklus Krebs berbahan baku keton juga menghasilkan produk sampingan lain, salah satunya aseton. Nah, aseton ini tidak dapat didaur ulang untuk menjadi asetil-KoA atau menambah produksi ATP melalui siklus Krebs. Aseton justru dibuang oleh tubuh melalui urin atau pernapasan.

Konsentrasi aseton dalam urin ini pun menjadi salah satu tolok ukur apakah seseorang telah melakukan diet keto dengan benar atau tidak. Sebab, dengan adanya aseton dalam urin, berarti tubuh telah sukses menggunakan lemak sebagai sumber energi.

Beberapa makanan yang dianjurkan untuk mempercepat ketogenesis, menurut artikel Healthline, 30 Juli 2018 adalah sebagai berikut :

  • Daging, termasuk daging merah, ham, sosis, ayam, dan kalkun
  • Ikan laut, seperti salmon, tuna, dan sarden
  • Telur
  • Keju yang belum diproses, seperti mozarella, cheddar, gorgonzola
  • Kacang-kacangan
  • Buah alpukat

Baca juga: Manakah yang Paling Sehat: Diet Keto, Mediterania, atau Vegan?

Sebagai nutrisi tambahan lainnya, sangat dianjurkan untuk mengonsumsi 3.000–4.000 mg sodium, 1.000 mg of kalium dan 300 mg of magnesium per harinya, serta minum air yang cukup untuk meminimalisir efek samping dari diet keto ini.

Lantas, berapa lama sebaiknya kita bertahan dengan pola makan ini?

Bagi anda yang bertujuan untuk mengurangi berat badan dengan menurunkan presentase lemak dalam tubuh, pola makan ini sangatlah aman untuk dilakukan hingga tercapai kadar lemak yang diinginkan.

Namun, ada baiknya mengurangi jumlah lemak dalam tubuh juga diimbangi dengan pembentukan otot untuk alasan praktis dan estetika. Pasalnya, diet keto kurang cocok untuk proses pembentukan otot karena pembentukan otot membutuhkan kadar protein yang cukup.

Di sisi lain, porsi protein yang berlebihan akan memperlambat ketogenesis sehingga diet keto tidak akan berjalan secara optimal. Dari sini dapat disimpulkan bahwa diet keto dan pembentukan otot kurang bisa berjalan bersamaan secara maksimal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com