Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hindari Ruam Hingga Kanker, Ini Alasan Anda Harus Mencuci Baju Baru

Kompas.com - 29/07/2019, 19:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Apa yang Anda lakukan setelah membeli baju baru dari toko? Mungkin sebagian dari Anda akan segera mencucinya terlebih dahulu, tapi banyak juga orang yang langsung memakai baju baru dari toko.

Bagi Anda yang punya kebiasaan langsung mengenakan pakaian yang baru dibeli, ada baiknya memikirkan ulang perilaku ini.

Pasalnya, ada "harga" mahal yang harus Anda bayar dengan kebiasaan langsung memakai baju baru tanpa mencucinya terlebih dahulu.

Mungkin Anda berpikir harga yang Anda harus bayar mungkin hanya berupa ruam, gatal, atau alergi kulit lainnya. Namun, dalam kasus tertentu, kebiasaan langsung memakai pakaian baru tanpa mencucinya dapat memicu tumor.

Baca juga: Seberapa Sering Kita Harus Mencuci Handuk Mandi?

Hal ini dibuktikan oleh sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Universitas Stockholm, Swedia tahun 2014.

Para peneliti menguji sampel 31 pakaian yang dibeli di toko-toko ritel. Sampel yang digunakan memiliki keberagaman warna, bahan, merek, negara pembuat, harga, dan pasar yang dituju.

Dalam pengujian yang dilakukan, peneliti menemukan sebuah senyawa kimia bernama "quinoline" dari 29 sampel. Kecenderungannya, senyawa itu banyak ditemui dalam pakaian poliester.

Kabar buruknya, senyawa tersebut telah diklasifikasikan sebagai "kemungkinan karsinogen manusia" oleh Badan Perlindungan Lingkungan AS.

Klasifikasi itu dibuat berdasarkan penelitian yang menghubungkan quinoline dengan aktivitas pemicu tumor pada tikus.

Meski belum ada penelitian yang membuktikan hal ini pada manusia, tapi pencegahan dibuat karena menilai ada potensi pemicu kanker pada quinoline.

Tak hanya senyawa quinoline, para ilmuwan juga menemukan beberapa senyawa dalam pakaian baru yang terkait erat dengan dampak buruk kesehatan. Dua bahan lain itu adalah nitroanilin dan benzothiazoles.

Selain senyawa-senyawa itu, beberapa penyelidikan yang dilakukan oleh David Andrews menemukan bahwa industri tekstil sering menggunakan penolak noda, penguat warna, anti-kerut, pelembut, hingga bahan kimia anti-air untuk pakaian.

Sayangnya, belum banyak penelitian yang mendukung keselamatan dalam penggunaan kimia tersebut.

Hal ini membuat Ulrika Nilsson, salah satu peneliti dari Universitas Stockholm mengingatkan pentingnya mencuci pakaian baru sebelum mengenakannya.

"Selalu ingat untuk mencuci pakaian baru sebelum mengenakannya," ungkap Nilsson dikutip dari Time, Selasa (23/07/2019).

"Mencuci pakaian baru mengurangi kandungan kimia (terutama residu dari proses pembuatan," tegasnya.

Hal serupa juga dibenarkan oleh Dr Susan Nedorost, profesor dermatologi di Case Western Reserve University.

Menurut Nedorost, mencuci pakaian baru sebelum memakainya bisa menghindarkan kita dari reaksi alergi. Salah satu penyebab alergi yang mungkin ditimbulkan pakaian baru adalah pewarna pakaian.

Baca juga: Infeksi Jamur Gara-gara Malas Mencuci Stocking

"Ketika kita melihat dermatitis kontak alergi dari pakaian, biasanya dari pewarna yang tersebar," kata Nedorost.

Pewarna pada pakaian sintetis dari bahan poliester dan nilon mungkin saya mengandung tingkat yang lebih tinggi.

Nantinya, ketika pakaian tersebut langsung dikenakan tanpa dicuci, pewarna pakaian yang tergesek kulit atau terkena keringat akan larut. Inilah yang pada akhirnya menyebabkan reaksi alergi di kulit kita.

"Dengan mencuci pakaian baru, Anda mungkin menghapus sedikit pewarna tambahan dan karenanya memiliki risiko paparan pewarna yang lebih rendah," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Time
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com