Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Twit Lisa Marlina dan 3 Pelajaran Psikologi yang Bisa Kita Ambil

Kompas.com - 25/07/2019, 08:00 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kicauan Lisa Marlina mengenai pulau dewata, Bali menjadi perhatian masyarakat Indonesia. Perhatian tersebut tambah besar setelah desainer ternama asal Bali, Ni Luh Djelantik, berniat melaporkan Lisa Marlina ke polisi karena dianggap telah melecehkan masyarakat Bali.

Setelah mandapat banyak perhatian dari masyarakat, Lisa Marlina kemudian meminta maaf melalui akun Twitter-nya @Lisaboedi.

Dari kasus kicauan Lisa Marlina ini, setidaknya kita bisa belajar 3 hal dari kacamata psikologi. Kompas.com merangkum 3 hal yang bisa dipelajari dari kasus Lisa Marlina dan Ni Luh Djelantik tersebut.

1. Pentingnya bijak dalam ber-media sosial

Para ahli sejak lama telah penasaran mengapa orang cenderung lebih agresif ketika ber-media sosial. Padahal, sering kali kita menemui orang yang begitu vokal di media sosial adalah pribadi yang pendiam dalam kehidupan sehari-harinya.

Beberapa studi mengungkap alasan dari kecenderungan tersebut. Kompas.com menyimpulkan setidaknya ada 4 hal yang menambah langgeng kecenderungan itu.

Pertama, ketika bermain media sosial kita mengalami kontrol diri yang menurun. Itu karena Anda merasa senang dengan diri sendiri hingga merasa memiliki hak untuk melakukan sesuatu tanpa memikirkan orang lain.

Kedua, aksesbilitas yang mudah untuk mengakses media sosial juga membuat kita rentan mengunggah hal tidak bijak karena emosi sesaat. Orang tak lagi pikir panjang atas apa yang dia lakukan di media sosial.

Ketiga, ketika ber-media sosial, kita tidak langsung berhadapan dengan orang lain secara fisik. Hal ini membuat kita abai dengan reaksi orang lain dan membuat kita "egois" di media sosial.

Keempat, banyak orang salah paham mengenai media sosial dan ruang publik. Sering kali orang menggunakan media sosial bak buku harian, padahal medsos justru dilihat banyak orang.

Baca selengkapnya: Viral Kicauan Lisa Marlina soal Bali, Alasan Kita Susah Bijak Bermedsos

2. Pentingnya empati dalam mengutarakan pendapat

Selain bijak dalam menggunakan media sosial, kasus Lisa Marlina ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya empati.

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, media sosial adalah ruang publik tempat berinteraksi banyak orang. Untuk itu, sangat penting untuk saling menghormati dan menghargai.

Pendapat ini disampaikan oleh psikolog sosial dari Universitas Airlangga, Surabaya, Rizqy Amelia Zein.

"Harusnya ada kesadaran bahwa kita hidup bersama dan berdampingan dengan kelompok sosial berbeda, budaya berbeda, suku berbeda," ungkap Amel kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (24/7/2019).

"Kita enggak harus mengikuti cara hidup orang lain, tapi kita bisa menghargai dengan cara tidak berkomentar yang tidak perlu," ujar Amel.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com