Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Lagu Patah Hati Karya Didi Kempot, Bukti Sedih Bikin Kreatif?

Kompas.com - 22/07/2019, 18:02 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Wired

KOMPAS.com - Kepopuleran Didi Kempot beberapa waktu belakangan terus meningkat. YouTuber Gofar Hilman bahkan sempat membuat konten khusus bertajuk ngobrol bareng musisi (Ngobam) bareng Didi Kempot.

Minggu (22/07/2019) malam, konten tersebut menjadi trending di twitter. Ini menunjukkan bahwa penyanyi yang dijuluki Godfather of Broken Heart ini masih begitu digandrungi.

Meski kebanyakan lagu-lagu Didi Kempot bernada dan berlirik patah hati, nyatanya musik tersebut mampu membius hati banyak orang. Bahkan, fans Didi Kempot berjuluk Sobat Ambyar yang menyimbolkan hati remuk saat mendengar lagu-lagu tersebut.

Baca juga: Sobat Ambyar, Ini Alasan Kita Senang Dengar Lagu Sedih Didi Kempot

Didi Kempot sendiri sangat produktif dalam menciptakan lagu-lagu sedih. Dalam laporan Kompas.com, Senin (22/07/2019), pria asal Solo itu bahkan lupa menulis berapa lagu.

"Ah lali (lupa) aku, ya mungkin ada 700 sampai 800 lagu," kata dia.

Sangat banyak, bukan? Produktivitas Lord Didi ini juga menimbulkan pertanyaan apakah rasa sedih memang bisa meningkatkan kreativitas?

Sejak ribuan tahun, orang memang berspekulasi bahwa ada hubungan erat antara kesedihan dan kreativitas. Banyak orang berpikir bahwa rasa kesengsaraan bisa membuat orang punya inovasi.

Psikolog sosial asal Australia membuktikan hal ini melalui serangkaian penelitian. Pria bernama Joe Forgas dari Universitas New South Wales itu menyelidiki manfaat dari suasana hati yang negatif.

Hasil kajiannya menemukan bahwa rasa sedih membuat kita lebih penuh perhatian dan berorientasi pada detail kolase yang dirasakan.

Hal ini bisa terlihat dari lagu-lagu Didi Kempot yang memperlihatkan detail-detail tempat dalam musik-musik ciptaannya. Kita bisa melihat dalam lagu berjudul Stasiun Balapan, Terminal Tirtonadi, Alun-alun Nganjuk, Tanjung Mas Ninggal Janji, dan lain sebagainya.

Tak hanya tempat, lagu-lagu Lord Didi juga menunjukkan detail rasa pedih patah hati.

Baca juga: Mengapa Didi Kempot Banyak Ciptakan Lagu Patah Hati? Ini Jawabannya

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Forgas, dia menemukan bahwa suasana sedih membuat orang mengingat lebih banyak. Ini terbukti ketika dia melakukan survei di sebuah toko alat tulis kecil di pinggiran kota Sydney.

Ketika survei dilakukan pada hari mendung dan hujan dengan memainkan musik sedih, para pembeli ternyata dapat mengingat 4 kali lebih banyak barang yang dijual di toko tersebut.

Ini berbanding terbalik dengan survei yang dilakukan ketika hari cerang dengan memainkan musik bahagia.

Merangkum dari Wired, ada dua pelajaran penting dari studi ini. Pertama, perasaan singkat bisa mengubah cara kita berpikir dengan lebih memperhatikan detail.

Kedua, suasana hati rendah membuat kita lebih fokus sehingga meningkatkan kinerja kreatif.

Hal ini membuktikan bahwa kreativitas mendapatkan banyak manfaat dari fokus tanpa henti yang diperoleh karena rasa sedih.

Hasil tersebut juga menunjukkan jawaban atas mengapa seniman yang sukses biasanya memiliki penderitaan lebih besar.

Meski mengandung kesedihan, toh pada kenyataannya banyak orang menggandrungi lagu-lagu Didi Kempot. Sebuah studi mengungkap, itu karena adanya emosi positif seperti rasa senang dan tenang setelah mendengar lagu patah hati.

Para peneliti menduga hal tersebut karena kita berharap ikut merasakan kepedihan saat mendengar lagu patah hati. Ketika perasaan itu terpenuhi, maka rasa yang diperoleh adalah senang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Wired
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com