"Pada percabangan yang paling utara yaitu Sesar Sorong-Bacan inilah yang selama ini menyimpan akumulasi medan tegangan kulit bumi yang akhirnya terpatahkan sebagai gempa berkekuatan M 7,2 yang terjadi kemarin sore," papar Daryono.
"Sesar Sorong-Bacan inilah pemicu Gempa Halmahera Selatan," tegas dia.
Catatan sejarah gempa kuat dan merusak di Halmahera cukup banyak.
Setidaknya di wilayah ini sudah terjadi gempa kuat sebanyak 7 kali, yaitu:
1. Gempa Pulau Raja 7 Oktober 1923 (M=7,4) dampak VIII MMI
2. Gempa Bacan 16 April 1963 (M=7,1) skala intensitas VIII MMI
3. Gempa Pulau Damar 21 Januari 1985 (M-6,9) dampak VIII MMI
4. Gempa Obi 8 Oktober 1994 (M=6,8) dampak VI-VII MMI
5. Gempa Obi 13 Februari 1995 (M=6,7) dampak VIII MMI
6. Gempa Labuha 20 Februari 2007 (M=6,7) dampak VII MMI.
Gempa yang terbaru adalah yang terjadi kemarin sore 14 Juli 2019, pukul 16.10.51 WIB, berkekuatan M 7,2 dengan episenter terletak pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT pada kedalaman 10 km.
Baca juga: Gempa M 7,2 di Maluku Utara Hasilkan Energi 50 Kali Bom Hiroshima, Diikuti 52 Guncangan
Mengingat banyak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa, masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Untuk sementara warga masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Dikhawatirkan masih terjadi gempa susulan yang kekuatannya signifikan.
Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan, sebelum anda kembali kedalam rumah.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.