Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/07/2019, 18:06 WIB
Retia Kartika Dewi,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

Asisten profesor pekerjaan sosial di Brigham Young University, Utah, AS, Shafer, mengisahkan bahwa dirinya pernah merasakan baby blues pasca-kelahiran putranya.

Ia mengaku merasakan banyak sekali tekanan untuk menjadi lebih baik lagi dalam pekerjaan, berperan menjadi ayah, dan menjadi suami yang baik. Semua hal itu membuat Shafer kewalahan.

Penelitian menunjukkan bahwa 5 dari 10 ayah baru mengalami depresi, dibandingkan sekitar 15 persen dari ibu baru.

Sementara itu, pada penelitian lainnya yang dipublikasikan dalam Pediatrics menjabarkan, gejala depresi ayah baru meningkat rata-rata 68 persen selama lima tahun pertama kehidupan anak mereka.

Diketahui, pria dengan riwayat kondisi mental memiliki risiko lebih tinggi depresi stelah menjadi ayah.

"Bagi beberapa ayah baru, kurang tidur, kurang kontrol, serta kurangnya rutinitas cukup untuk membuat mereka menjadi depresi," ujar pemimpin penelitian Pediatrics soal gejala depresi, Dr.Craig Garfield.

Berdasarkan sebuah penelitian yang dilakukan pada 2013, lebih dari 6.000 keluarga, yakni kondisi ayah tiri dengan anak baru dan anak biologis yang tidak tinggal satu atap memiliki risiko tertinggi.

"Mereka merasa seperti tertarik dalam arah yang berbeda, akrena tidak banyak orang di sekelilingnya yang menjadi ayah biologis yang tidak punya tempat tinggal," ujar Shafer.

Selain itu, kurangnya dukungan dari lingkungan sosial akan membuat seseorang lebih stres dan sepresi.

Hal ini dimungkinkan bertambah parah jika pria itu tidak pernah terbuka menceritakan masalahnya dan berusaha terlihat tangguh.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melewati kesedihan tersebut, salah satunya dengan berbicara dan mencurahkan perasaan pada orang yang dipercaya.

Baca juga: Ketika Ayah Baru Mengalami Sindrom Baby Blues

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com