Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Kakatua "Head Bang" Dengar Musik Rock, Ilmuwan Lakukan Studi

Kompas.com - 09/07/2019, 18:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Musik rock dengan irama menghentak telah menjadi primadona selama bertahun-tahun. Tapi ternyata, musik rock tak hanya diminati manusia.

Hal ini terbukti dalam sebuah video yang viral pada 2007 lalu. Dalam video itu, terlihat seekor burung kakatua yang melakukan "head bang" atau mengangguk-anggukan kepala ketika mendengar musik rock.

Tak hanya melakukan head bang, burung bernama Snowball itu juga mengetukkan kakinya bak sedang mengikuti hentakan musik.

Video ini tidak hanya menarik bagi kita yang awam, para peneliti pun juga tertarik untuk menelusuri lebih lanjut perilaku kakatua tersebut.

Baca juga: Bak Drummer, Kakatua Ini Mainkan Musik Demi Pikat Lawan Jenisnya

Beberapa peneliti tertarik mengamati perilaku Snowball. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal Current Biology.

Menurut para peneliti, video tersebut menunjukkan bahwa tarian spontan bukanlah penemuan eksklusif manusia. Tarian tersebut, menurut mereka, adalah sesuatu terjadi ketika kapasitas kognitif dan saraf tertentu selaras dalam otak hewan.

"Burung kakatua benar-benar memiliki kemampuan luar biasa yang mirip manusia. Dan meskipun tidak berhubungan dengan kita, mungkin hewan ini adalah yang terdekat dengan kita dalam hal kemampuan musik," ungkap Robert Heinsohn, ahli lingkungan yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Inspirasi untuk penelitian ini adalah video Snowball, seekor kakatua jambul kuning (Cacatua galerita eleonora) yang melakukan tarian untuk lagi Backsreet Boys.

Para peneliti mempelajari perilaku Snowball untuk mendapatkan wawasan bagaimana hewan memproses musik. Peneliti berasal dari Tuft University, AS yang dipimpin oleh profesor psikologi Aniruddh Patel.

"(Snowball) menunjukkan ia secara spontan menyinkronkan gerakannya dengan irama musik, sesuatu yang terlihat dalam setiap budaya manusia tapi belum pernah teramati pada hewan," ungkap Patel dikutip dari Live Science, Senin (08/07/2019).

"Setelah penelitian itu, kami memerhatikan dia melakukan gerakan-gerakan baru ke musik yang belum pernah kami lihat sebelumnya," sambungnya.

Patel menyebut gerakan Snowball ini tidak dilatih siapapun. Burung berwarna putih itu membuat repertoar baru, kata Patel.

Hal itu membuat peneliti kembali mempelajari Snowball. Mereka memfilmkan burung berusia 12 tahun itu saat merespons dua lagu hit 80-an, "Another One Bites the Dust" oleh Queen dan "Girls Just Want to Have Fun" oleh Cyndi Lauper.

Para peneliti menemukan, Snowball membuat 14 gerakan tarian berbeda dan dua gerakan gabungan.

"Dia tidak hanya menghentakkan kaki atau head bang kepalanya tetapi menciptakan gerakan baru dengan bagian tubuh lainnya," kata Heinsohn yang sudah menonton video YouTube Snowball.

Baca juga: Profauna Ajak Masyarakat Berhenti Beli Burung Nuri dan Kakatua

"Ia tidak terjebak dalam pola tertentu, tetapi terus berimprovasi... mungkin dia belajar beberapa dari pemilik manusianya, tetapi bahkan itu mengesankan karena berarti ia bekerja di luar kesetaraan fungsional, misalnya sayap dan lengan," imbuhnya.

Namun, tidak seperti tarian manusia pada umumnya, Snowball cenderung bergerak dalam cuplikan yang hanya berlangsung 3 hingga 4 detik.

Selain itu, setiap kali mendengar nada tertentu, ia menari sedikit berbeda. Itu menunjukkan bahwa ia tidak terikat pada kombinasi gerakan musik tertentu, melainkan menunjukkan fleksibilitas dan bahkan kreativitas ketika memikirkan urutan baru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com