KOMPAS.com - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas (Kapusdatin) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho telah berpulang, Minggu (07/07/2019). Kabar ini menyisakan banyak duka di hati masyarakat Indonesia.
Sutopo sendiri diketahui meninggal saat menjalani rangkaian pengobatan penyakit kanker paru yang diidapnya. Dia didiagnosis menderita kanker paling mematikan di dunia sejak Januari 2018 lalu.
Panyakit yang dialami Sutopo ini membuka mata banyak pihak mengenai bahaya kanker paru. Kabar buruknya, kanker pembunuh nomor 1 di dunia itu tak bisa dicegah.
Merangkum dari American Cancer Society, beberapa penderita kanker tidak memiliki sebab yang jelas. Hal ini membuat cara pencegahan kanker paru masih belum benar-benar jelas.
Baca juga: Belajar dari Kasus Sutopo, Adakah Beda Batuk Kanker Paru dengan Lainnya?
Meski tidak semua jenis kanker paru dapat dicegah, kita masih bisa menurunkan risikonya. Setidaknya ada lima poin penting yang wajib diperhatikan untuk bisa mengurangi risiko terkena kanker paru.
Baik perokok aktif maupun pasif memiliki risiko besar untuk mengidap kanker paru.
Dilansir dari laman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), 80 hingga 90 persen kasus kematian akibat kanker paru di Amerika Serikat disebabkan oleh rokok.
Untuk itu, lebih baik menjauhi rokok. Lebih baik juga jika Anda menjadikan rumah bebas asap rokok.
Radon adalah salah satu zat yang menjadi penyebab penting kanker paru. Zat ini termasuk dalam gas mulia yang beradioaktif.
Bukan rahasia lagi radon sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Biasanya gas ini ditemukan di rumah atau bangunan yang dibangun di atas yanah atau batu dengan karakteristik radioaktif tinggi.
Radon sendiri menjadi penyebab utama kanker paru pada non-perokok.
Selain radon, Anda juga perlu menghindari paparan bahan kimia penyebab kanker. Bila Anda bekerja di area yang menggunakan bahan kimia tertentu, ada baiknya selalu menggunakan masker.
Baca juga: 3 Sebab Harapan Hidup Pasien Kanker Paru di Indonesia Rendah
Pola makan sehat dengan buah dan sayur tinggi serat juga dapat membantu menurunkan risiko kanker patu.
Beberapa bukti menunjukkan bahwa pola makan ini dapat melindungi baik perokok maupun non-perokok dari kanker paru.
Meski begitu, efek paling baik terjadi pada orang yang tidak merokok. Untuk itu, gaya hidup sehat juga perlu diterapkan demi menghindari kanker mematikan ini.
Selain pola makan sehat, untuk menurunkan risiko kanker paru, olahraga juga tak kalah penting. Kebiasaan sehat ini juga baik untuk mencegah jenis kanker lain serta penyakit jantung dan diabetes.
Merangkum dari Mayo Clinic, olahraga hampir setiap hari dalam seminggu memiliki hasil yang baik. Jika sulit, Anda bisa mulai dari olahraga secara teratur.
Sering kali kita beranggapan bahwa konsumsi suplemen akan meningkatkan kondisi tubuh. Sayangnya, tak selamanya anggapan ini benar.
Pasalnya beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen beta-karoten, nutrisi yang berkaitan dengan vitamin A, justru meningkatkan risiko kanker paru pada orang yang merokok.
Selain itu, bagi para perokok, belum ada bukti nyata bahwa konsumsi vitamin dosis tinggi belum berhasil mengurangi risiko kanker paru.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.