Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Cara Kapalan Bantu Migrasi Manusia Selama Ribuan Tahun Tanpa Sepatu

Kompas.com - 02/07/2019, 12:15 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kapalan di kaki yang selama ini dianggap menjijikkan ternyata membantu manusia berkelana selama puluhan ribu tahun.

Sebelum sepatu mulai digunakan 40.000 tahun lalu, manusia biasa berkelana tanpa alas kaki. Kapalan berguna melindungi kaki manusia tanpa menurunkan sensitivitas kulit kaki.

Hal itu terbukti lewat hasil riset antropolog Universitas Harvard, Nicholas Holowka.

"Kapalan melakukan hal yang tak bisa dilakukan alas kaki. Kapalan melindungi kaki kita, tapi membuat kita tetap merasakan pijakan," kata Holowka seperti dilansir dari PBS.org.

Bersama tim penelitian dari Amerika Serikat, Jerman, dan Kenya, Holowka membandingkan kaki orang-orang yang biasa bertelanjang kaki dengan yang mengenakan sepatu.

Salah satunya suku Kalenjin, Ethiopia. Sebanyak 40 orang di desa yang biasa bertelanjang kaki dibandingkan dengan 41 orang yang tinggal kota dan mengenakan sepatu.

Baca juga: Apa yang Terjadi Bila Suban Ditinggal dalam Kaki? Ahli Menjelaskan

Kapalan tebal ditemukan di kaki orang yang biasa bertelanjang kaki. Para subyek penelitian yang kakinya kapalan karena terbiasa "nyeker" ini kemudian diminta menutup mata dan telinga sambil diberi getaran di kakinya.

Tak peduli setebal apa kapalannya, ternyata mereka masih bisa merasakan getaran. Artinya, manusia masih bisa merasakan jika berpijak di lapisan atau dataran yang licin, kasar, atau tidak rata dengan kaki kapalan.

"(Kapalan) pada dasarnya adalah lapisan kulit yang kaku. Jadi tekanan disalurkan lewat lapisan kulit tanpa dilemahkan," ujar Holowka.

Perbedaan hanya terlihat di cara berjalan orang yang kakinya kapalan dengan tidak. Pemakaian sepatu sedikit mengubah tekanan ke tulang dan otot. Dengan sepatu bersol, subyek penelitian merasakan sentakan pertama yang lebih lemah, namun tekanan lebih dalam jangka panjang. Tubuh manusia belum punya kemampuan menangani tekanan ini.

Namun Holowka tak bisa memastikan dampak kesehatannya. Ia juga tak menyarankan orang lebih baik bertelanjang kaki.

Baca juga: Benarkah Pijakan Kaki pada Kloset Duduk Bikin BAB Lancar?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com