Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Diabetes di Surga Wisata Bali Tinggi, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 01/07/2019, 21:30 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prevalensi diabetes di Bali ternyata tinggi di daerah-daerah wisata seperti Legian dan Ubud. Gaya hidup yang berakibat pada obesitas diduga menjadi penyebab utamanya.

"Di daerah Legian, dekat Ubud angka diabetesnya tinggi sekali. Angka obesitas tinggi ini ancaman diabetes kemudian hari," kata Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD- KEMD ditemui di Perpustakaan Nasional RI, Senin (1/7/2019).

Pada 2011, Suastika meneliti 1.840 orang dari tujuh desa di Bali. Hasilnya, Legian and Ubud muncul sebagai daerah dengan obesitas tertinggi yakni 61,2 persen dan 70,1 persen.

Menurut Suastika, diabetes rentan terjadi di daerah wisata karena gaya hidupnya yang tak sehat. Variasi makanan, terutama yang kurang sehat, bisa berujung pada obesitas dan diabetes.

"Karena kehidupannya, pola makannya lain kan. Ketersediaan makannya. Lingkungan itu besar sekali pengaruhnya untuk diabetes. Makin makmur daerah makin rentan diabetes," ujar Suastika.

Baca juga: Dokter Bongkar Mitos Obat Diabetes Berbahaya bagi Ginjal

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi diabetes mellitus tahun 2018 diperkirakan 10,9 persen. Hingga 2017, ada 10,3 juta penderita diabetes di Indonesia dan diperkirakan terus meningkat.

Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Primer BPJS Kesehatan Dwi Martiningsih menjelaskan negara kini menanggung biaya medis yang tak sedikit akibat diabetes.

Biaya yang dikeluarkan tahun lalu untuk penyakit kronis mencapai Rp 15,4 triliun. Tertinggi, untuk diabetes sebesar Rp 6,1 triliun dan hipertensi Rp 5,2 triliun.

Biaya itu belum termasuk komplikasi akibat diabetes seperti jantung dan gagal ginjal. Penanganan penyakit jantung mencapai Rp 10,5 triliun, sedangkan gagal ginjal mencapai Rp 2,4 triliun. Angka ini diperkirakan akan terus membengkak seiring dengan meningkatnya prevalensi diabetes.

Baca juga: Diabetes Juga Bisa Terjadi pada Anak, Kenali Gejalanya Sejak Dini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com