KOMPAS.com - Gelombang pertama jemaah haji Indonesia 2019 akan diberangkatkan pada 7 Juli mendatang. Tapi, jemaah haji Indonesia tahun ini akan menghadapi tantangan besar.
Tantangan tersebut adalah masalah cuaca di Arab Saudi. Apalagi mengingat pelaksanaan haji tahun ini bertepatan dengan musim panas atau summer di negara Timur Tengah itu.
Bahkan, diperkirakan suhu di Arab Saudi saat pelaksanaan haji dapat mencapai 50 derajat celcius.
Cuaca yang berbeda dengan Indonesia ini ditakutkan dapat menjadi masalah bagi para jemaah. Kementerian Kesehatan memperingatkan adanya bahaya heat stroke atau sengatan panas untuk para jemaah haji yang akan berangkat.
Baca juga: Waspada Serangan Heat Stroke Saat Lari
Dalam Live Streaming Instagram, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes RI Eka Jusup Singka memberikan tips untuk menghindari sengatan panas itu.
"Memang kalau panas, kita nggak bisa mengubahnya menjadi dingin. Masa matahari didinginin, nggak bisa," ungkap Eka dengan nada bercanda.
Penting untuk Hindari Sengatan Matahari
Menurut Eka, yang bisa kita lakukan adalah menghindari sengatan panas tersebut.
"Pakai payung. Kemudian jangan pergi jalan langsung kena sinar matahari," ujar Eka.
"Semprot mukanya (mendinginkan wajah dengan menyemprot air). Basahi mukanya, bawa air," imbuhnya.
Eka juga membagikan pengalamannya menghindari sengatan panas ketika menunaikan ibadah haji.
"Saya kalau berangkat ibadah haji, kalau ketemu masjid, itu handuk saya basahi. Saya taruh di kepala sampai nanti kering," kisahnya.
"Jadi penguapannya sebegitu besar," tegas Eka.
Dia kembali menegaskan bahwa penting untuk selalu membawa payung dan air minum. Menurutnya, sering minum penting untuk memastikan tubuh kita terhidrasi dengan baik di tengah teriknya matahari saat ibadah haji.
Mengenal Heat Stroke