Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikut Patah Hati Akibat Song Hye Kyo dan Song Jong Ki Cerai, Normalkah?

Kompas.com - 27/06/2019, 15:30 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Kabar perceraian antara Song Hye Kyo dan Song Jong Ki mendpaat berbagai respons dari para pengguna internet. Kebanyakan menyebut bahwa merasa ikut sedih, bahkan patah hati.

Rasa sedih dan patah hati massal ini terjadi mengingat pernikahan keduanya terlihat harmonis.

Ini memang bukan pertama kali warganet merasa patah hati berjamaah. Sebelumnya, kasus perceraian Angelina Jolie dan Brad Pitt atau Gisella Anastasia dan Gading Marten juga menimbulkan fenomena yang sama.

Menurut kacamata psikologi, sikap warganet menerima kabar hubungan Song Song Couple ini sangat bisa dipahami. Ini merupakan bukti nyata dari "hubungan parasosial" yang dimiliki masyarakat dengan figur publik.

Baca juga: Nikah Muda, Cerai Gampang

Hubungan parasional sendiri diperkenalkan oleh Donald Horton dan Richard Wohl pada tahun 1956 dalam jurnal Psychiatry. Istilah ini merujuk pada fenomena media menciptakan intimasi satu arah dari jarak jauh.

Apa itu hubungan parasosial?

Psikolog Anna Surti Ariani menjelaskan mengenai fenomena hubungan parasional ini tak lepas dari pengaruh media, baik itu televisi, radio, maupun media sosial. Saat tokoh publik muncul lewat berbagai media, banyak orang merasa dilibatkan dalam kehidupan pribadinya dan membuat mereka merasa benar-benar dekat dan kenal dengan tokoh tersebut.

Di sisi lain, tokoh atau figur publik tersebut tidak mengenal warganet yang terus mengamati aktivitasnya.

"Artinya relasi yang terjalin hanyalah relasi satu arah, bukan relasi sesungguhnya. Ini yang disebut parasocial interaction alias interaksi parasosial," terang perempuan yang akrab dipanggil Nina itu.

Nina melanjutkan, mereka yang tidak menyadari sepenuhnya terlibat dalam interaksi parasosial dapat memiliki simpati lebih terhadap figur publik.

"Beberapa penelitian bahkan mengonfirmasi bahwa mereka yang terlibat dalam hubungan parasosial bisa berubah perilakunya, misalnya memilih barang yang sebetulnya tidak dia pilih hanya karena tokoh kesayangannya memilih itu," papar Nina.

Dia melanjutkan, contoh lain, mereka bisa membentuk komunitas penggemar tokoh tersebut dan melakukan hal-hal yang bisa jadi berbeda dari yang mungkin mereka lakukan jika tanpa komunitas.

Seiring dengan perkembangan media sosial, para selebritas atau figur publik kerap membagikan kesehariannya, bahkan termasuk pengalaman yang cukup intim seperti mendapat kejutan ulang tahun, baru bangun tidur atau saat sedang tidak memakai make up.

Baca juga: Konseling Pranikah Minimalkan Cerai

"Semakin banyak waktu yang dihabiskan si penggemar untuk mengamati media sosial tokoh tersebut juga membuat mereka merasa semakin mengenal, semakin terikat dengannya. Apalagi kalau tokoh itu memberi kesempatan untuk berinteraksi," jelas Nina.

Normalkah?

Psikolog klinis dari Personal Growth Laurentius Sandi Witarso menjelaskan bahwa hubungan parasosial beberapa tahun terakhir mulai banyak ditemukan.

Studi yang mempelajari tentang hubungan parasosial baru terjadi beberapa tahun terakhir ketika televisi mulai merajai kehidupan masyarakat.

"Studi sejak 2000-an banyak menggali hubungan parasosial yang terkait media sosial. Artinya, sudah banyak juga yang mengalaminya," ujarnya Sandi.

Namun kalau ditanya apakah perilaku seperti ini normal atau tidak, jawabannya tergantung. Normal tidaknya suatu perilaku ditandai oleh 4D, yaitu Deviance, Dysfunction, Distress, dan Danger.

1. Deviance

Deviance terkait dengan seberapa banyak yang mengalami perilaku tersebut. Jika sebagian besar masyarakat tidak mengalami hubungan parasosial, maka yang mengalami hubungan parasosial disebut devian, dan bisa disebut abnormal.

Devian juga berarti apakah sesuai atau tidak dengan kultur yang berlaku.

"Kalau dalam kultur Indonesia memang penting untuk punya kedekatan dengan orang yang diidolakan, maka hubungan parasosial normal, namun kalau tidak, ya jadi abnormal," jelasnya.

2. Dysfunction

Berkaitan dengan apakah individu dapat menjalani kegiatan sehari-hari dengan normal atau tidak.

"Kalau gara-gara mengidolakan seseorang lalu dia meninggalkan sekolah atau pekerjaannya, berarti dia jadi disfungsi di pekerjaan atau sekolah, artinya abnormal," jelas Nina.

3. Distress

Apakah individu itu mengalami stress yang negatif atau tidak. Dalam psikologi, ada stress yang positif, namanya eustress.

Contohnya, jika karena idola mau bercerai lalu kita jadi cemas, tidak bisa berpikir, terus tegang, mudah marah dll, maka hubungan parasosial ini jadi abnormal.

Baca juga: Bercerai Merugikan Kesehatan

4. Danger

Apakah individu jadi melakukan perilaku yang membahayakan dirinya atau orang lain gara-gara hal tersebut. Contohnya jika gara-gara idola mau cerai, lalu dia langsung menerabas jalanan tanpa menyadari bahwa truk di belakang sedang mengebut, maka itu abnormal.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com