Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Merpati Mau Terbang Berkelompok, meski Lebih Melelahkan

Kompas.com - 19/06/2019, 18:06 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

Sumber phys.org

KOMPAS.com – Tanpa sadar, kita sering menjumpai kawanan burung merpati terbang berkelompok, terutama pada pagi hari atau menjelang senja. Namun, pernahkah Anda bertanya mengapa mereka terbang beramai-ramai seperti itu?

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, peneliti dari University of Oxford mengamati dan menganalisis perilaku tiap individu merpati saat terbang berkelompok.

Dengan menggunakan GPS frekuensi tinggi dan bio-logger accelerometer untuk mengukur pola kepakan sayap, diketahui bahwa terdapat perbedaan kecepatan kepakan sayap pada merpati saat terbang berkelompok dibanding dengan terbang menyendiri.

Merpati mengepakkan sayapnya lebih cepat saat mengikuti terbang merpati lain dalam kelompok.

Baca juga: Ahli Sebut Moyang Burung Bisa Langsung Terbang Setelah Menetas

“Peningkatan frekuensi kepakan sayap ini setara dengan Usain Bolt saat berlari sprint jarak 100 meter dalam kecepatan biasanya, namun dengan tambahan satu langkah per detiknya,” ungkap Dr Lucy Taylor, peneliti dari departemen zoologi, University of Oxford, seperti dilansir dari Phys.org.

"Tiap merpati mengepakkan sayap lebih sering saat terbang berpasangan, namun kecepatan terbangnya tidak bertambah," imbuhnya.

Temuan yang dipublikasikan di jurnal PloS Biology ini mengindikasikan bahwa terbang bersamaan menghabiskan lebih banyak energi dibanding terbang sendirian.

“Hasil ini tidak diduga sebelumnya. Energi dapat diibaratkan sebagai mata uang bagi makhluk hidup, sehingga cukup menakjubkan bahwa burung ini mau membayar beban energi yang dibutuhkan hanya untuk terbang bersama-sama,” lanjut Taylor.

Hal ini berkebalikan dengan temuan pada burung lain, seperti misalnya pada angsa. Kawanan angsa yang terbang bersama-sama membentuk formasi mirip huruf V, justru menghemat energi saat terbang berbarengan dengan angsa lain karena formasi tersebut bersifat lebih aerodinamis.

Baca juga: Pernah Punah, Burung yang Tak Bisa Terbang Ini Ada Lagi karena Evolusi

Peningkatan frekuensi kepakan sayap pada kelompok merpati ini diduga memiliki hubungan dengan koordinasi terbang antar burung.

“Bayangkan bila tiap burung harus mencoba berkoordinasi dan menghindari tabrakan dalam kecepatan 44 mil (70 kilometer) per jam. Kecepatan ini hampir dua kali lipat lebih cepat dari pelari Olimpiade, dan burung dapat bergerak ke atas dan bawah, juga kanan dan kiri,” papar Taylor.

“Bagi merpati, mengepakan sayap lebih cepat dapat menghasilkan reaksi yang lebih cepat dan mempermudah pengendalian gerakan tubuh, juga membantu kestabilan kepala saat mengikuti gerak burung lain,” tambahnya.

Meski menghabiskan energi dan usaha ekstra, namun merpati secara konsisten terbang dalam kelompok. Artinya, terdapat keuntungan yang didapatkan oleh seluruh merpati saat terbang bersamaan.

Keunggulan ini antara lain adalah akurasi tujuan yang meningkat, karena adanya koordianasi antar sesama burung sehingga mereka dapat mencapai tujuan dengan menempuh jarak yang lebih pendek.

Selain itu, terbang beramai-ramai juga mengurangi risiko serangan dari predator.

Kombinasi dari berbagai faktor ini mengalahkan beban energi besar yang harus dibayar oleh setiap burung merpati untuk meningkatkan laju kepakan sayapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber phys.org
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com