Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Penyakit yang Paling Sering Salah Dipahami Saat Lebaran

Kompas.com - 10/06/2019, 16:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Momen lebaran merupakan momen untuk berkumpul dan bersilaturahmi dengan sanak saudara.

Pada saat ini juga, rumah serasa jadi lokasi diskusi kesehatan dadakan dengan adanya anggota keluarga yang mengungkapkan keluhan kesehatannya dan yang lainnya menimpali seraya memberikan tips-tips yang pernah didengarnya atau dibacanya di internet.

Hal ini rupanya juga disadari oleh Dr.Ari Fahrial Syam, seorang akademisi dan praktisi klinis yang gemar menulis di blognya.

Dalam tulisan yang dibagikannya ke awak media, Dr Ari membahas tiga kondisi kesehatan yang paling hangat dibicarakan saat lebaran, yaitu hipertensi, kadar kolesterol tinggi dan asam urat tinggi.

Baca juga: Hari Hipertensi Sedunia, Begini Kiat Simpel Cegah Tekanan Darah Naik

1. Hipertensi

Sekitar 25-30 persen orang dewasa Indonesia menderita hipertensi. Oleh karena itu, Ari menilai wajar bila banyak orang yang mengkhawatirkan tekanan darahnya yang tinggi.
Salah satu pertanyaan terkait kondisi ini yang paling sering terlontar adalah efek obat hipertensi, apakah bila dikonsumsi terus-menerus bisa merusak ginjal?

“Jawaban saya sebaliknya. Obat darah tinggi harus dikonsumsi jangka panjang agar ginjal kita tidak rusak,” tulis Ari.

Pasalnya, obat hipertensi yang tidak diminum secara teratur akan membuat tekanan darah menjadi tidak terkontrol. Kondisi ini, ujar Ari, dapat menyebabkan komplikasi kerusakan ginjal dan pembengkakan jantung yang berujung pada gagal jantung (dekompensasi kordis).

Selain soal obatnya, makanan yang harus dihindari penderita hipertensi juga sering jadi pertanyaan. Ari menyarankan untuk menghindari makan yang asin atau mengandung sodium tinggi.

“Termasuk juga makanan gurih yang banyak mengandung monosodium glutamat karena jelas mengandung natrium, sehingga harus dibatasi asupannya ketika tekanan darah kita sedang tinggi,” imbuhnya.

Selain itu, penderita hipertensi juga harus menghindari minuman yang berkafein, seperti minuman berenergi dan kopi.

Baca juga: Jangan Salah, Sakit Kepala Bukan Ciri dari Hipertensi

2. Kadar kolesterol tinggi

Banyak orang salah mengira dan mengidentikkan kadar kolesterol tinggi dengan berat badan yang berlebih. Alhasil, tidak sedikit yang bertanya-tanya, mengapa mereka mengalami kondisi ini ketika berperawakan kurus.

Ari menulis, saya sampaikan bahwa berat badan tidak selalu berkorelasi dengan kadar kolesterol darah. Kadar kolesterol tinggi terjadi karena banyak faktor, antara lain faktor genetik, diet tinggi lemak dan makanan yang mengandung kolesterol tinggi, tidak suka sayur dan buah-buahan dan juga kurang bergerak.

“Ada kerabat yang badannya kurus karena memang tidak makan nasi, tetapi banyak makan daging dan tidak mau makan sayur dan buah (sehingga kadar kolesterolnya tinggi),” lanjutnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com