Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kalau Makan Pedas Hidung Jadi Meler?

Kompas.com - 31/05/2019, 19:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Time


KOMPAS.com - Indonesia bisa dibilang rumahnya sajian kuliner. Selain menu yang beragam, jenis sambal nusantara pun tak cukup dihitung jari. Ini artinya, orang Indonesia cukup gemar memakan makanan pedas.

Padahal, setiap kali kita memakan makanan pedas ada banyak sensasi yang dirasakan. Mulai dari lidah yang terasa terbakar, keringat mengucur di dahi, mata berkaca-kaca, dan hidung langsung meler. 

Namun, kenapa makanan pedas bisa menimbulkan sensasi sedemikian rupa?

Ketika makanan pedas masuk ke dalam mulut, sebenarnya mulut, tenggorokan, perut dan usus mulai mengeluarkan cairan berupa lendir.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Bau Orang Dewasa dan Bayi Beda?

Menurut Dr Brett Corner, ahli bedah telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) dari Universitas Kentucky, AS, cairan lendir yang dikeluarkan tubuh itu untuk membersihkan bagian kotor yang dianggap asing.

"Saat mulut dan tenggorokan bertemu benda asing yang dianggap berbahaya, cairan berupa lendir akan membantu membersihkannya," ungkap Corner seperti dilansir Time (17/4/2019).

Bagi beberapa orang, ekstra lendir bisa mengakibatkan sakit perut hingga diare.

Meski begitu, senyawa dalam makanan pedas yang disebut kapsaisin dapat memberi efek baik untuk tubuh.

Sebuah studi psikologi dan terapeutik yang mendalami efek senyawa kapsaisin menemukan, komponen ini dapat menyebabkan "eksitasi" atau rangsangan unik dengan mengunci reseptor rasa sakit atau nyeri.

"Eksitasi ini mengarah pada rasa panas dan nyeri yang membakar, dilatasi pembuluh darah, kulit memerah, dan perubahan suhu tubuh," kata Anthony Dickenson, penulis studi yang juga profesor neurofarmakologi di University College London.

Dickenson menjelaskan, kapsaisin bisa memicu efek tersebut, baik ketika dikonsumsi maupun ketika diaplikasikan pada kulit dalam bentuk krim.

Inilah mengapa beberapa krim pereda nyeri otot dan sendi terasa hangat, karena mengandung senyawa kapsaisin.

Ketika sensasi eksitasi mereda, reseptor rasa sakit yang terdampak akan lebih peka. Hal inilah yang kemudian mengurangi rasa sakit dan nyeri.

"Ada juga koyo (kapsaisin) dalam dosis tinggi yang membuat ujung saraf seperti mati rasa hanya di bagian yang ditempel koyo. Ini bisa meringankan rasa sakit selama beberapa minggu," kata dia.

Selain dari kemampuannya membantu melawan rasa sakit, kapsaisin juga memiliki manfaat kesehatan. Sebuah riset dari China mengaitkan konsumsi makanan pedas dengan tingkat kematian lebih rendah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau