Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penemuan yang Mengubah Dunia: Tas Hingga Koper, Piranti Wajib Mudik

Kompas.com - 30/05/2019, 22:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Arus mudik mulai memadati ruas-ruas jalan dari ibukota menuju kampung halaman. Di musim mudik seperti saat ini, barang yang paling dicari dan diperlukan adalah tas atau koper yang bisa mengangkut segala keperluan ke daerah yang dituju.

Tas sendiri adalah salah satu benda yang sangat sulit dijauhkan dari keseharian manusia. Bahkan, konon, sejak zaman prasejarah, tas dikenal sebagai salah satu perlengkapan untuk membawa benda atau makanan yang bersifat ringan.

Dalam beberapa literatur Mesir Kuno, masyarakat pada saat itu juga telah menggunakan tas untuk membawa barang. Mereka mengikatkan tas dipinggang mereka kemudian digunakan untuk membawa biji maupun benih pertanian.

Kebudayaan lain, di Afrika, para penedeta juga diketahui telah membawa tas manik-manik. Keindahan tas tersebut kemudian diajarikan simbol kemewahan dan kekuasaan dari si empunya.

Baca juga: Jangan Sepelekan Beban dalam Tas

Tas modern mulai berkembang pada abad ke-14. Untuk membawa uang dan barang berharga, orang pada masa tersebut menggunakan tas serut.

Pengguna tas serut dari berbagai kalangan dan tidak terbatas pria ataupun perempuan.

Mengembangkan kebutuhan ini, mulai muncul dompet atau tas kecil pada abad ke-15. Tahun-tahun ini tas kecil digunakan untuk membawa pakan burung dalam proses berburu.

Namun, karena dianggap kurang praktis dan tidak bisa membawa banyak barang, pada abad ke-16 tercipta tas tangan.

Tas tangan ini kemudian tidak hanya memiliki fungsi sebagai pembawa barang tapi juga fashion item. Akibatnya pada abad ke-17 dan ke-18, perkembangan tas tangan maju pesat.

Pada abad ke-19, seiring dengan penciptaan kereta api, kebutuhan barang bawaan juga meningkat. Tas tangan tak lagi cukup untuk menampung barang yang ingin dibawa berpergian.

Apalagi, sejak abad ke-18, para elit muda Eropa sering melancong dengan mambawa banyak perabotan.

Didesak kebutuhan tersebut, terciptalah koper. Saat itu, koper yang digunakan adalah peti yang terbuat dari kayu atau bahan berat lainnya.

Peti kayu ini dianggap paling cocok dalam melakukan perjalanan karena sebuah alasan sederhana, yaitu tahan lama. Ya, peti merupakan salah satu solusi terbaik karena tahan terhadap dalam segala cuaca.

Selanjutnya, koper memiliki tempat di hati banyak orang. Berbagai jenis koper kemudian diciptakan.

Medio 1900 hingga 1950, misalnya, orang terbiasa membawa koper yang terbuat dari kertas kardus. Karena ringan, orang umumnya membawa koper jenis ini dengan bertumpu pada pundaknya.

Perlu diingat, koper pada masa tersebut belum beroda.

Baca juga: Hindari Kebiasaan Membawa Tas di Siku Tangan

koper beroda baru muncul sekitar tahun 1960-an. Namun, koper beroda ini sebetulnya hanya peti yang diberi troli kecil.

1970-an, koper beroda benar-benar tercipta. Benard Sadow adalah penciptanya.

Sadow membuat koper yang dilengkapi dengan empat roda kecil yang ditarik oleh tali yang terpasang pada peti. Tak butuh waktu lama untuk Sadow mematenkan temuannya itu.

1972, koper memiliki dua roda dan ditarik dengan cara tegak menggunakan pegangan.

Setelah tahun-tahun itu, para produsen koper mencari materil terbaik. Mereka berusaha membuat koper yang lebih ringan.

koper ringan dianggap mampu menekan lelah saat travelling.

Hingga kini, teknologi koper terus diperbaharui. Para ahli bahkan menciptakan koper pintar yang memudahkan para pelancong jalan-jalan. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau