KOMPAS.com - Sebuah studi dari Rutger University menemukan bahwa pria juga memiliki "jam biologis" seperti wanita. Jam biologis yang dimaksud ini adalah rentang waktu reproduksi terbaik bagi seseorang.
Sama seperti daya tahan tubuh, sperma pun cenderung akan kehilangan kebugaran selama siklus hidup pria. Namun selama ini, kesuburan lebih diidentikan dengan wanita, tanpa menyebutkan pengaruh pria dalam hal tersebut.
Menurut para peneliti bisa jadi hal tersebut karena peran wanita yang lebih nyata dalam reproduksi, mulai dari kehamilan hingga persalinan, sementara pria tidak memiliki keterlibatan setelah kontribusi sperma mereka.
Baca juga: Skandal Donor Sperma, Dokter Kesuburan Belanda Jadi Ayah 49 Anak
"Perubahan fisiologis yang terjadi pada wanita setelah usia 35 tahun dapat mempengaruhi kehamilan dan kesehatan anak. Dan kebanyakan pria tidak menyadari usia lanjut mereka juga punya dampak yang sama," kata Gloria Bachmann, peneliti di Rutgers Robert Wood Johnson Medical School.
Selain itu, studi juga menyebut jika usia pria yang baru ingin mempunyai ketika mencapai 40-an dapat berdampak negatif terhadap kesehatan pasangan dan keturunan mereka. Hal ini karena ayah yang lebih tua menempatkan wanita hamil pada risiko yang lebih tinggi untuk mengalami pre-eklampsia, diabetes gestasional, dan bahkan kelahiran prematur.
Begitu juga saat bayi lahir. Anak yang lahir dari ayah yang lebih tua menghadapi peningkatan risiko kejang bayi, berat badan rendah, dan mungkin masuk ke unit perawatan intensif neonatal.
Baca juga: Studi: Kualitas Sperma Ayah Bisa Picu Gangguan Mental Skizofrenia
Para peneliti berpendapat kalau konsekuensi tersebut merupakan akibat dari degradasi sperma serta kualitas semen. Namun hipoetsis ini tentunya memerlukan penelitian lebih lanjut.
Meski begitu adanya penelitian yang sudah diterbitkan di jurnal Maturitas ini memberikan pehamanan mengenai kesuburan pada pria serta apa saja yang bisa mereka lakukan.
"Pria juga perlu mengenali jam biologis mereka yang terus berjalan. Bank sperma mungkin bisa menjadi bagian yang bisa dipertimbangkan sebagai solusi di masa depan," tambah Bachmann seperti dikutip dari Science Alert, Sabtu (18/5/2019).
Peneliti pun memberikan sarannya jika berencana menunda peran sebagai ayah. Setidaknya, para pria harus mempertimbangkan untuk menyimpan sperma mereka sebelum usia 35 tahun atau paling tidak 45 tahun untuk menurunkan risiko pada ibu dan anak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.