Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serba Serbi Hewan, Apakah Anjing Benar-benar Tersenyum pada Kita?

Kompas.com - 21/05/2019, 12:13 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Anjing merupakan sahabat manusia sejak ribuan tahun lalu. Mereka bisa menemani kita dan siap memberikan senyum termanisnya.

Namun apa makna senyum anjing? Apakah sama seperti manusia yang tersenyum saat merasa bahagia? Dan apakah anjing benar-benar tersenyum pada kita?

Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas dalam benak kita, hal yang sama pun dipikirkan para ilmuwan.

"Mempelajari anjing adalah kesempatan unik untuk memahami komunikasi sosial antar spesies," ujar Alex Benjamin, seorang associate dosen di bidang psikologi yang juga mempelajari kognisi anjing di Universitas York, Inggris.

Baca juga: Serba Serbi Hewan, Benarkah Kucing Takut Ketimun?

Merujuk Live Science, Minggu (19/5/2019), sebagian besar studi menemukan bahwa anjing dan manusia memiliki komunikasi yang unik. Bukan hanya lewat senyuman, anjing juga bisa melakukan kontak mata.

Sebuah studi yang terbit di jurnal Current Biology menguji bagaimana serigala dan anjing berupaya membuka tutup wadah berisi daging.

Dalam eksperimen itu, serigala tampak segera menyerah dan pergi menjauh ketika wadah tidak bisa dibuka. Namun anjing akan melakukan kontak mata dengan manusia, seakan mereka meminta tolong bantuan manusia untuk membuka wadah tersebut.

Studi lain yang diterbitkan jurnal Science menemukan, kadar oksitosin atau hormon yang berperan dalam ikatan sosial pada anjing dan manusia akan meningkat ketika keduanya melakukan kontak mata. Menariknya, semakin tinggi kadar oksitosin pada anjing maka semakin lama mereka menatap manusia.

"Kontak mata adalah mekanisme dasar untuk melakukan kerja sama. Pada anjing, mereka tidak bisa berkomunikasi lewat bahasa tapi bisa menggunakan kontak mata dengan manusia," jelas Benjamin.

Ini berarti, kontak mata penting bagi anjing untuk berkomunikasi dan juga mengumpulkan informasi.

Lantas bagaimana dengan ekspresi wajah anjing yang menggemaskan?

Pertanyaan ini juga menarik perhatian Juliane Kaminski, seorang yang mempelajari kognisi anjing dan bekerja di bidang psikologi komparatif Universitas Portsmouth, Inggris.

Untuk meneliti ekspresi wajah anjing, Kaminski dan timnya mengunjungi tempat penampungan anjing.

Mereka menggunakan alat yang disebut sistem sandi penyelidik wajah (FACS) untuk mengukur setiap menit gerakan anjing ketika berinteraksi dengan manusia.

Setelah itu, peneliti melacak waktu yang dibutuhkan untuk membuat seekor anjing diadopsi.

"Kami menemukan, semakin banyak anjing membuat gerakan menggemaskan, semakin cepat mereka diadopsi," ujar Kaminski.

Setelah hal tersebut, Kaminski kemudian mencari tahu apakah anjing sengaja membuat ekspresi menggemaskan agar segera diadopsi.

Jadi dia membuat percobaan lain, di mana anjing berada di sekitar manusia yang pasif atau menawarkan makanan. Jika anjing tahu bahwa dengan membuat tatapan sedih mereka bisa mendapat makanan, maka mereka akan lebih sering melakukan hal tersebut.

Nyatanya tidak demikian. Anjing memang lebih ekspresif ketika bertemu dengan manusia. Hal ini memperkuat gagasan bahwa kontak mata adalah komunikasi terpenting untuk anjing.

Kaminski menilai, mungkin saja manusia secara tidak sadar tertarik dengan sifat menggemaskan dari anjing dan kemudian muncul keinginan untuk mengadopsinya.

Untuk menjawab apakah senyum anjing juga bermakna sama seperti manusia, Kaminski tidak dapat menjawab dengan bukti ilmiah.

"Sebagai seorang ilmuwan, saya tidak tahu karena tidak memiliki data kuat yang bisa menjelaskang makna senyum anjing," ujar Kaminski.

Ada sedikit penelitian objektif untuk mendukung gagasan bahwa anjing tersenyum.

Beberapa temuan yang diterbitkan di jurnal Scientific Reports menunjukkan, anjing tampak tersenyum ketika sedang dalam situasi positif seperti mengajak kawanannya bermain.

Namun apakah ekspresi anjing benar-benar tersenyum atau ekspresi itu dibuat untuk mengkomunikasikan sesuatu masih belum jelas diketahui.

Untuk menjawab pertanyaan itu, Kaminski menyarankan perlu adanya studi objektif dengan menggunakan FACS untuk menentukan bagaimana ekspresi wajah spesifik berkorelasi dengan situasi tertentu dan apa yang memotivasi ekspresi tersebut.

Baca juga: Serba Serbi Hewan, Kenapa Paus Sperma Tidur dalam Posisi Berdiri?

Terlepas dari apakah kita bisa berbagi senyum dengan anjing di rumah, jelas mereka dapat memahami kita dengan cara yang sangat berbeda.

Benjamin berkata, kita harus termotivasi oleh ini untuk menjadi komunikator yang lebih baik dan lebih sensitif.

"Anjing sudah sangat pandai memahami kita. Mereka bisa memahami isyarat yang sangat halus. Jadi itu tugas kita sebagai manusia untuk memberi petunjuk agar mereka lebih  memahami dan bisa diajak bekerja sama," kata Benjamin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com