Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ilmuwan China Buat Lem untuk Rekatkan Luka di Jantung

Kompas.com - 16/05/2019, 19:44 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Para ilmuwan China menciptakan bio-lem yang bisa memperbaiki goresan di jantung. Uniknya, lem ini diaktivasi oleh cahaya.

Penciptaan bio-lem ini dimaksudkan untuk memperbaiki jantung yang rusak setelah operasi atau trauma. Lem ini akan berfungsi untuk mengurangi pendarahan tidak terkontrol yang menjadi penyebab utama kematian.

Sebagai informasi, merekatkan jantung dengan luka arteri merupakan hal yang sulit. Pasalnya, perekat harus cukup kuat untuk menahan tekanan darah yang tinggi dan pergerakan jantung yang berdetak.

Terlebih, hanya sedikit bahan tidak beracun yang bisa memenuhi kriteria ini.

Baca juga: Dada Panas, Sakit Apa? Jantung, Cedera Otot, atau Asam Lambung?

Dengan tujuan tersebut, tim dari Universitas Zhejiang China mengembangkan lem baru.

"Tidak ada produk klinis yang saat ini ada yang bisa menghentikan pendarahan operasi jantung dengan cepat dan efisien," ungkap Hongwei Ouyang, pemimpin penelitian kepada New Scientist, Selasa (14/05/2019).

Lem tersebut dibuat menggunakan polimer dan air untuk meniru komposisi gel kental protein yang membantu menutup luka pada hewan.

Ketika berinteraksi dengan sinar UV, lem ini akan berinteraksi dengan protein dalam jaringan biologis untuk membentuk ikatan kimia yang ketat.

Untuk melihat ketangguhan lem ini, Ouyang melakukan uji coba pada empat jantung babi. Para peneliti mengoleskan lem ini pada jantung babi yang sebelumnya telah dilubangi dengan jarum.

Pengolesan lem ini diikuti dengan dosis sinar UV. Hasilnya, dalam waktu kurang dari 30 detik pendarahan pada jantung babi itu berhenti.

Setelah dua minggu, tim membedah kembali babi-babi itu. Mereka tidak menemukan kebocoran gel dan jaringan jantung.

Bahkan, Ouyang menyebut hanya ada sedikit peradangan pada luka.

Melansir dari The Independent, Rabu (15/05/2019), lem ini disebut sebagai lem medis yang terbukti cukup kuat menahan tekanan setinggi itu.

Dalam laporannya di jurnal Nature, para peneliti mengatakan bahwa tekanan darah yang digunakan pada uji coba itu bahkan secara signifikan lebih tinggi dibanding tekanan normal.

Artinya, ikatan jaringan yang dihasilkan oleh lem tersebut tidak pecah ketika jantung berkontraksi dan memompa darah.

Selain itu, peneliti juga menguji biodegradabilitas gel dengan menyuntikkan lem ini pada kulit tikus. Selama 8 minggu, peneliti tidak menemukan lem yang tersisa dan tidak ada reaksi merugikan yang diamati.

Dengan hasil-hasil tersebut, Ouyang dan koleganya optimis untuk menggunakan lem ini pada manusia. Namun, mereka menegaskan perlu ada studi lanjutan untuk mengonfirmasi keamanaan lem ini sebelum digunakan pada manusia.

Baca juga: Hati-hati, Diet Rendah Karbohidrat Sebabkan Gangguan Ritme Jantung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com