Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 14/05/2019, 19:08 WIB
Julio Subagio,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

“Gangguan kesehatan mental disebabkan oleh berbagai faktor kompleks melibatkan genetika dan berbagai kejadian dalam hidup. Mustahil hanya menyebut salah satunya sebagai penyebab utama,” imbuhnya seperti dilansir dari Popular Science, Senin (13/5/2019).

Faktor lain seperti kondisi sosioekonomi juga berperan. Misalnya, pada komunitas kelas menengah ke bawah, stres akibat kondisi finansial dapat berkontribusi terhadap munculnya gejala depresi. Selain itu, mereka juga memiliki paparan tinggi terhadap polusi udara, kebisingan kota, dan logam berat.

Baca juga: Kalau Ibu Kota Pindah ke Kalimantan, Mungkinkah Hutannya Menghijau?

Penawar potensial

Di sisi lain, lingkungan fisik yang berbeda juga dapat membantu merawat kesehatan mental. Terdapat banyak studi yang menunjukkan bahwa risiko depresi dan gangguan psikologis lainnya dapat diturunkan melalui kontak dengan alam.

Individu yang lebih aktif secara fisik, serta memiliki kontak dengan pemandangan, suara, serta aroma alamiah, seperti hutan atau lautan, memiliki jiwa yang lebih tenang, serta semangat dan mood yang baik.

Dalam salah satu studi, ditemukan bahwa setelah berjalan di tengah alam terbuka, individu akan jarang melakukan ruminasi (kecenderungan untuk terobsesi pada permasalahan yang dihadapi) yang merupakan gejala depresi.

Meyer-Lindenberg juga menjelaskan bahwa berjalan di alam diasosiasikan dengan aktivitas area otak yang disebut perigenual anterior cingulate cortex, yang berperan dalam regulasi emosional.

“Banyak faktor risiko yang kita cari cenderung berada dalam sistem otak yang sama,” ujarnya.

Lewat studi ini, Meyer-Lindenberg bersama koleganya berharap dapat memahami respons otak terhadap berbagai lingkungan fisik, serta mekanismenya terhadap kondisi kesehatan mental.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau