Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video Simpanse Main Instagram Viral, Kenapa Ahli Konservasi Protes?

Kompas.com - 02/05/2019, 17:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Sebuah video yang menampilkan seekor simpanse sedang bermain Instagram menjadi viral di dunia maya. Video tersebut menunjukkan bagimana simpanse bisa scrolling dan memilih-milih untuk melihat foto di Instagram seperti manusia.

Sejak pertama kali diunggah oleh Bhagavan "Doc" Antle di Instagram pada 21 April 2010, video terebut telah ditonton lebih dari 99.000 kali dan disukai oleh lebih dari 13.500 orang. Video tersebut juga diunggah ke Youtube dan Twitter oleh orang lain.

Namun, kelakuan simpanse yang dianggap lucu oleh para netizen ini justru membuat para ahli konservasi protes.

Adriana Lowe, seorang pakar primatologi dan kandidat PhD di University of Kent di Inggris Raya berkata bahwa orang-orang yang peduli dengan simpanse tidak seharusnya merasa senang dengan video ini.

Baca juga: Karena Ulah Tamu Kebun Binatang, Simpanse Menggila dan Celakai Diri

Pasalnya, bila dilihat dari background video yang tampak sama dengan video Doc lainnya, simpanse tersebut kemungkinan besar dijadikan hewan peliharaan hewan peliharaan.

"Hewan tersebut tampaknya berada di dalam rumah domestik, yang artinya ia kemungkinan seekor hewan peliharaan, yang merupakan ide yang sangat-sangat buruk. Simpanse adalah hewan peliharaan yang buruk. Mereka adalah hewan sosial cerdas yang kebutuhannya sulit dipenuhi, bahkan di lingkungan seperti suaka yang baik," kata Lowe.

Para pakar lainnya juga setuju dan menambahkan bahwa membagikan video dan foto seperti ini sama dengan mempromosikan kepemilikan hewan liar.

Ashley Edes, seorang pakar primatologi, menulis dalam Twitter-nya, penelitian telah menunjukkan bahwa membagikan foto dan video seperti ini mendorong perdagangan hewan eksotik, sesuatu yang tidak ingin kita dorong.

"Hewan-hewan di perdagangan hewan peliharaan mengalami kondisi yang mengerikan dan tetap menderita ketika akhirnya mereka menyerah," ujarnya.

Baca juga: Siapa Sangka, Masalah Kejiwaan Manusia dapat Dijelaskan oleh Simpanse

Pada Kamis minggu lalu, pakar primatologi ternama Jane Goodall ikut berkomentar. Dia mengaku sangat kecewa dengan video tersebut dan meminta agar siapa pun tidak ikut menyukai, membagikan, dan berkomentar di video tersebut.

Sugriva dan ponsel

Mengenai perilaku simpanse tersebut yang terlihat bermain Instagram, Lowe berkata bahwa simpanse tersebut kemungkinan besar sengaja dilatih untuk menggunakan layar sentuh dalam durasi yang sangat lama.

Pasalnya, simpanse yang meniru manusia secara alami biasanya tidak akan bisa sepersis ini. Mereka bukan anak-anak, ujar Lowe.

Namun, dugaan Lowe tersebut dibantah oleh Kody Antle, putra Doc. Kepada Motherboard, Kody mengungkap bahwa nama simpanse itu adalah Sugriva, dan menyebut bahwa Sugrava bukan hewan peliharaan, tetapi "duta hewan yang menghubungkan hati dan pikiran masyarakat dengan kehebatan simpanse dan kesulitan yang mereka hadapi".

Meski demikian, dia juga berkata Sugriva memang hidup di Myrtle Beach Safari, sebuah atraksi hewan liar di Myrtle Beach, South Carolina, bersama simpanse lainnya.

Menurut Kody, Sugriva memang selalu menunjukkan ketertarikan dengan ponsel dan paling suka melihat-lihat Instagram orang-orang yang beru dia temui.

"Ini merupakan perilaku yang bener-benar dipelajarinya sendiri, kami tidak pernah menunjukkan caranya memakai ponsel selain memperbolehkannya melihat," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com