Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Remehkan Cegukan yang Tak Putus-putus, Bisa Pertanda Serius

Kompas.com - 18/04/2019, 17:06 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Ketika capres Prabowo Subianto sedang merayakan kemenangan yang diklaimnya kemarin, cawapresnya Sandiaga Uno terlihat absen mendampinginya. Menurut anggota tim Sandiaga, Yuga Aden, cawapres tersebut sedang beristirahat akibat cegukan yang tidak putus-putus.

Ketika cegukan Sandiaga diberitakan, tidak sedikit netizen yang menganggapnya konyol. Padahal, cegukan yang tak putus-putus bisa menjadi pertanda masalah kesehatan serius; dan seperti Sandiaga, kita semua tidak boleh meremehkannya.

Dilansir dari artikel Healthline 6 November 2018 yang ditelaah oleh Dr Stacy Sampson, DO; cegukan atau yang secara ilmiah disebut singultus adalah kontraksi tiba-tiba yang tidak disengaja pada otot di bagian bawah diafragma, yang diikuti dengan penutupan cepat pada ruang antara pita suara (glottis).

Pada umumnya, cegukan hanya berlangsung sementara dan bersifat jinak. Namun, ada juga kasus-kasus cegukan yang berlangsung lebih dari 48 jam dan disebut cegukan kronis atau persisten, serta yang berlangsung lebih dari sebulan dan disebut intractable.

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kita Cegukan?

Pada beberapa kasus ini, cegukan bisa terjadi selama bertahun-tahun dan merupakan pertanda masalah kesehatan yang lebih serius. Sebagi informasi, rekor cegukan terlama berlangsung selama 68 tahun dan dipegang oleh Charles Osborne!

Walaupun jarang dilaporkan, cegukan intractable ternyata lebih sering terjadi dari dugaan. Siaran pers yang dirilis oleh Loyola University Health System pada 24 Juli 2018 melaporkan bahwa dalam setahun, ada 4.000 orang yang masuk rumah sakit di Amerika Serikat akibat cegukan intractable. 91 persen dari mereka adalah pria dan mayoritas berusia di atas 50 tahun.

Cegukan yang berkepanjangan bisa menyebabkan gangguan tidur pada malam hari, kelelahan, berkurangnya nafsu makan sehingga terjadi penurunan berat badan drastis, dan dehidrasi.

Artikel WebMD 29 Maret 2017 yang ditelaah oleh Melinda Ratini, DO, MS juga melaporkan bahwa cegukan berkepanjangan dapat menyebabkan gangguan irama jantung dan gastroesophageal reflux disease (GERD).

Gangguan ini bisa dipicu oleh banyak hal, termasuk makanan pedas, cairan panas, asap dan tindakan bedah, khususnya di area perut.

Baca juga: Cara Mudah dan Cepat Menghilangkan Cegukan

Namun, cegukan intractable juga bisa menyiratkan masalah kesehatan yang lebih serius, seperti adanya penyakit yang mengganggu diafragma; Infeksi atau luka pada otak, tumor, atau stroke; gangguan metabolik; masalah psikologi; penyakit hati; dan gangguan ginjal.

Selain itu, cegukan intractable juga bisa disebabkan oleh berbagai obat-obatan, seperti kemoterapi, obat penenang berjenis benzodiazepine dan barbiturat, kortikosteroid untuk radang, morfin, dan anestesi.

Oleh karena itu, cara paling efektif untuk menghentikan cegukan berkepanjangan adalah dengan mencari solusi bagi akar permasalahannya.

Obat-obatan seperti baclofen yang merilekskan otot, metoclopramide yang biasanya digunakan untuk mengangani masalah esophagus dan GERD, serta antikonvulsan juga bisa digunakan untuk mengontrolnya.

Dokter juga bisa menyarankan tindakan bedah, seperti menanamkan alat yang menstimulasi saraf vagus dengan listrik.

Pada intinya, jangan pernah meremehkan cegukan yang berlangsung lebih dari dua hari atau berulang-ulang dengan frekuensi yang semakin sering. Segeralah konsultasikan dengan dokter untuk mencari akar permasalahannya atau setidaknya, mengontrol kondisi tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com