KOMPAS.com - Misi Badan Eksplorasi Aerospace Jepang (JAXA) untuk menjatuhkan bom ke asteroid Ryugu sudah dilaksanakan Jumat (5/4/2019) kemarin. Jepang mengklaim, cara ini dapat membantu memahami bagaimana sejarah Tata Surya terbentuk.
Bom yang terbuat dari tembaga atau juga dikenal dengan nama Small Carry on Inspector (SCI) dijatuhkan dengan menggunakan pesawat ruang angkasa Hayabusa2.
Dalam unggahan di twitter, JAXA mengatakan bom SCI dijatuhkan dari ketinggian 500 meter di atas permukaan asteroid Ryugu sekitar pukul 11.13 waktu Jepang (JST) atau 9.13 WIB.
Menurut laporan portal berita Associated Press (AP), bom SCI memiliki berat sekitar dua kilogram dan ukurannya sebesar bola baseball.
Baca juga: Jepang Umumkan Rencana Meledakkan Asteroid Ryugu
[SCI] April 5 at 11:13 JST: At an altitude of 500m as planned, the SCI was separated from the spacecraft, and the spacecraft has confirmed to have moved to the evacuation operation.
— HAYABUSA2@JAXA (@haya2e_jaxa) April 5, 2019
Mereka mengatakan, bom SCI diledakkan agar tercipta kawah buatan di asteroid Ryugu.
Nah, untuk itu mereka masih memeriksa apakah kawah yang dimaksud berhasil diciptakan.
BBC melaporkan, jika SCI dijatuhkan dengan kecepatan jatuh 2 kilometer per detik, maka akan menghasilkan lubang selebar 10 meter pada asteroid.
Seperti saat tentara melemparkan bom, pesawat ruang angkasa Hayabusa2 juga harus cepat-cepat menghindar dan bersembunyi ke asteroid lain sebelum terkena puing-puing ledakan, dan ini bukan hal mudah.
JAXA saat ini tengah menunggu kiriman gambar ledakan, namun belum diketahui kapan pastinya kiriman itu sampai di Bumi.
Jika semua berjalan sesuai rencana, JAXA berencana mengirim pesawat Hayabusa2 kembali ke Ryugu saat debu dan puing-puing ledakan lain mereda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.