Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjanjikan, “Bedah Molekuler” Bisa Ubah Bentuk Wajah Tanpa Sayatan

Kompas.com - 05/04/2019, 07:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com – Tentunya, Anda sudah tidak asing lagi dengan bedah plastik. Namun, sudahkah Anda mendengar tentang “bedah molekuler”?

Para peneliti baru saja memperkenalkan bedah molekuler dalam  American Chemical Society (ACS) Spring 2019 National Meeting & Exposition. Teknik tersebut digadang-gadang akan bisa menyaingi teknik bedah plastik tradisional.

“Kami membayangkan teknik baru ini sebagai prosedur rendah biaya yang bisa dilakukan dengan anestesi lokal. Secara total, prosesnya butuh waktu lima menit,” ujar Michael Hill, PhD, salah satu peneliti utama studi, seperti dilansir dari Phys.Org, Selasa (2/4/2019).

Pada intinya, bedah molekuler menggunakan jarum-jarum kecil, aliran listrik dan cetakan tiga dimensi untuk membentuk ulang jaringan hidup dengan cepat. Proses ini tidak menggunakan sayatan sama sekali sehingga tidak akan meninggalkan bekas luka dan tidak memerlukan waktu pemulihan.

Baca juga: Penemuan yang Mengubah Dunia: Operasi Plastik, Tak Hanya Bikin Cantik

Selain digunakan untuk tujuan kosmetik, teknik ini juga menjanjikan untuk dijadikan solusi bagi masalah-masalah lainnya, seperti deviasi septum dan kontraktur sendi.

Para peneliti mengakui bahwa sebetulnya, sudah ada teknik untuk mengubah bentuk tulang rawan tanpa sayatan, yakni dengan menggunakan laser infrared untuk melunakkannya. Namun, teknik itu tergolong mahal dan sulit dikendalikan untuk dapat melunakkan tulang rawan tanpa membunuh jaringannya.

Oleh sebab itulah, Hill dan Brian Wong, M.D., Ph.D. dari University of California, Irvine memimpin tim penelitian untuk mencari alternatifnya.

Penelitian dimulai oleh Wong terlebih dahulu yang bereksperimen dengan mengalirkan listrik ke tulang rawan. Metode ini terbukti dapat membentuk ulang jaringan, tetapi bukan karena listrik memanaskannya.

Untuk menemukan cara kerja teknik ini yang sebenarnya, Wong pun mengajak Hill untuk ikut meneliti dan menyempurnakannya.

Rupanya, teknik ini bekerja karena tulang rawan terbuat dari fiber-fiber kolagen kecil yang diikat oleh biopolimer. Hill mengilustrasikannya seperti spaghetti yang setiap helainya diikat dengan benang kemudian ditumpahkan ke meja.

Baca juga: Kok Bisa Operasi Plastik yang Dulu Tabu Kini Booming?

Tulang rawan juga mengandung protein bemuatan negatif dan sodium ion bermuatan negatif, yang bila dikandung pada kepadatan yang lebih tinggi membuat tulang rawan lebih kaku.

Nah, ketika aliran listrik melalui tulang rawan, air di dalam jaringan mengalami elektrolisis dan berubah menjadi ion oksigen dan hidrogen atau proton. Proton yang bermuatan positif ini membatalkan protein yang bermuatan negatif sehingga tulang rawan menjadi lebih lunak dan bisa dibentuk kembali.

Sejauh ini, para peneliti baru mengujicobakan bedah molekuler pada kelinci. Mereka mengalirkan listrik ke telinga kelinci yang dipasangi cetakan tiga dimensi untuk mengubah bentuknya dari tegak menjadi bengkok.

Hasilnya, telinga kelinci benar-benar menjadi bengkok, bahkan setelah cetakan dilepas, tanpa rasa sakit atau luka.

Kini, para peneliti sedang berusaha untuk melisensikan teknik ini dengan perusahaan alat medis. Mereka juga sedang mengeksplorasi apakah teknik ini bisa digunakan pada jaringan kolagen lainnya, seperti tendon dan kornea.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber PHYSORG
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com