Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan Perkara Paku Berkarat, Inilah Penyebab Infeksi Tetanus

Kompas.com - 04/04/2019, 19:34 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.com - Apa yang terlintas dalam benak Anda ketika memikirkan kata tetanus? Mungkin sebagian besar dari Anda akan berpikir mengenai paku karatan, yang terdengar menyimpan berjuta bakteri.

Namun, benarkah paku karatan bisa menyebabkan tetanus?

Sebelum itu, sebakinya kita pahami dulu apa itu tetanus. Penyakit ini merupakan infeksi serius yang disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.

Tahukah Anda, bakteri ini ternyata tidak hanya berdiam di alat-alat karatan saja? Kabar buruknya, bakteri tersebut ditemukan di seluruh lingkungan kita seperti tanah, debu, dan kotoran.

Baca juga: Tidak Divaksin, Bocah AS Masuk ICU 47 Hari karena Tetanus

Bukan Paku, Luka yang Berbahaya

Lebih dari itu, paku karatan tidak melulu menyimpan bakteri penyebab tetanus. Justru luka yang terbuka itulah yang bisa menjadi "pintu masuk" bakteri tetanus.

Hal ini diungkapkan oleh Dr William Schaffner, spesialis penyakit menular di Vanderbilt University. Dia menegaskan, bakteri tetanus dapat menginfeksi tubuh melalui luka terbuka, terutama luka yang dalam.

Sifat luka inilah yang berbahaya. Pasalnya, benda apapun (baik berkarat atau tidak) dengan bakteri di atasnya yang menembus kulit akan membangun terowongan bagi bakteri untuk masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan tetanus.

"Entah bagaimana seseorang menyulap gambar menginjak paku berkarat untuk menggambarkan bagaimana seseorang mendapatkan infeksi tetanus," tegas Schaffner dikutip dari Live Science, Senin (18/03/2019).

Schaffner menduga, ilustrasi tersebut kemungkinan adalah upaya untuk menyampaikan gagasan bahwa paku berkarat di lingkungan kotor bisa dengan mudah terpapar bakteri tersebut.

Sayangnya, dia menegaskan, "lingkungan tidak harus terlihat kotor" untuk menyebabkan seseorang terinfeksi tetanus. Schaffner mencontohkan kasus ketika orang terinfeksi tetanus setelah tergores pisau dapur.

Artinya, bahkan dalam kegiatan sehari-hari pun Anda bisa terinfeksi bakteri ini.

Lebih buruk lagi, Schaffner menyebut bahwa di lingkungan biasa, bakteri C. tetani ini tersimpan dalam bentuk spora. Hal ini membuat mereka bisa bertahan dalam kondisi ekstrem untuk jangka waktu sangat lama, selama ada oksigen.

Ketika Bakteri Masuk dalam Tubuh

Baru ketika spora tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang, pasokan oksigennya terputus. Kekurangan oksigen itu justru memaksa bakteri untuk hidup.

Baca juga: Ilmuwan AS Temukan Bakteri Penghasil Listrik Sekaligus Makan Polusi

Tetapi, ketika bakteri ini terbangun dalam tubuh, mereka akan berkembang biak dan menghasilkan racun berbahaya dalam darah yang didistribusikan ke seluruh tubuh.

Racun inilah yang sebenarnya menyebabkan tetanus. Dengan kata lain, bukan bakteri itu sendiri yang membuat penyakit.

Meski begitu, Anda tak perlu khawatir berlebihan. Schaffner mengatakan bahwa tetanus bisa dihindari dengan cara tetap melakukan vaksin terkini.

Dia menegaskan anak-anak harus mendapatkan serangkaian vaksin, sedangkan orang dewasa harus memperbaharui vaksinya setiap 10 tahun. Lebih lanjut, ketika Anda mengalami cedera penetrasi, dokter akan menganjurkan pembaharuan vaksin jika belum melakukannya dalam 5 tahun terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com