Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salad Tak Cukup untuk Tubuh, Ganti dengan Pedoman "Isi Piringku"

Kompas.com - 04/04/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Tawaran program katering dengan embel-embel "diet sehat" semakin sering kita jumpai. Harganya terbilang mahal, mulai dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah sekali makan.

Untuk satu porsi salad sehat misalnya, ada yang mematok harga hampir Rp 100 ribu. Meski mahal, bisnis katering sehat seperti ini tetap digandrungi banyak orang.

Lantas, apakah harga yang mahal itu setimpal dengan kebutuhan tubuh dan benar-benar sehat?

Ahli gizi Dr dr Tan Shot Yen, M. Hum mengatakan, salad "sehat" seharga Rp 100 ribu bukan hanya mahal tetapi juga sangat kurang untuk kebutuhan tubuh.

Baca juga: Bukan Salah Sayurnya, Ini Penyebab Keracunan Salad Menurut Ahli Gizi

"Kita bukan marmut. Jadi tidak normal kalau makan ‘sayur doang’," kata Tan kepada Kompas.com, Kamis (4/4/2019).

Dibanding memilih menu diet yang hanya berupa sayuran dan harga sangat mahal, Tan lebih menyarankan untuk mengikuti panduan isi piringku.

Isi piringku adalah program yang sudah resmi dicanangkan oleh Pemerintah sejak tahun lalu. Di mana panduannya dapat dilihat di bawah ini.

Ilustrasi isi piringku. Pedoman makan sehat setiap hari. Ilustrasi isi piringku. Pedoman makan sehat setiap hari.
"Nah separuh piring diisi dengan sayur dan buah, itu prinsipnya," kata Tan.

"Tapi buahnya bukan pisang goreng dan sayurnya lodeh,: imbuh Tan sambil tertawa.

Untuk sayuran yang berbahan santan, sebaiknya hanya dikonsumsi maksimal seminggu sekali.

"Santan kaya dengan antioksidan, asam laureat. Begitu diangetin berkali-kali, sayur dari santan itu berubah menjadi minyak kelapa,” ungkapnya.

Kembali ke isi piringku, separuh sisanya Anda harus mengisi piring dengan makanan penghasil energi seperti karbohidrat dan lauknya.

 

"Tapi bukan nasi uduk dan ayam kremes," imbuhnya lagi.

Tan memberi contoh menu isi piringku versinya berupa nasi merah, lauk ayam bakar bumbu rujak dan sup kimlo, potongan sayur segar, dan buah jeruk.

Isi piringku versi dokter Tan. Isi piringku versi dokter Tan.

Baca juga: Studi: Gorengan Tingkatkan Risiko Kematian Dini

Dalam kesempatan itu, Tan menyarankan untuk menghindari makanan yang digoreng atau dibakar, di mana proses pembuatannya menggunakan suhu tinggi.

Makanan yang dimasak dengan menggunakan suhu tinggi akan memicu adanya oksidasi yang bisa menyebabkan kanker.

Selain itu, dalam artikel Kompas.com yang terbit edisi 25 Januari 2019 juga mengungkap studi tentang gorengan yang dapat memicu kematian dini.

Dalam artikel tersebut disebutkan bahwa orang yang melaporkan makan setidaknya satu porsi gorengan per hari memiliki risiko 8 persen lebih tinggi mengalami kematian dini.

Selain itu, para penyuka gorengan juga memiliki risiko penyakit kardiovaskular delapan persen lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com