Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Spesies Ini Bangkit dari Kepunahan, Ada yang di Indonesia

Kompas.com - 10/03/2019, 18:02 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com – Anda mungkin masih teringat dengan kisah penemuan lebah raksasa Wallace (Megachile pluto) di Maluku Utara baru-baru ini. Sempat dianggap punah karena tak menampakkan diri selama 40 tahun, penemuan lebah tersebut menjadi berita gembira di dunia sains.

Selain lebah raksasa, rupanya masih banyak spesies-spesies lain yang secara luar biasa bangkit dari kepunahan. Dilansir dari The Guardian, Minggu (10/3/2019), berikut tiga di antaranya:

1. Katak berkantung bertanduk

Gastrotheca cornuta lebih dikenal dengan nama katak berkantung bertanduk (horned marsupial frog). Hal ini karena katak tersebut memiliki kulit yang menyerupai tanduk di atas mata dan kantung untuk membawa anaknya.

Baca juga: Temuan Lebah Raksasa Maluku, Oasis di Tengah Penurunan Serangga Global

Terakhir terlihat di Ekuador pada 2005, katak ini sempat dikira sudah punah. Namun, ekspedisi baru dari tim peneliti Tropical Herving ke hutan hujan Choco tiba-tiba menemukannya kembali. Itu pun bukan satu, dua ekor saja, melainkan satu koloni rahasia.

Sayangnya, katak berkantung bertanduk belum lepas dari ancaman kepunahan. Habitat alami katak ini, yakni kanopi hijau di hutan hujan, sedang dalam terkanan deforestasi.

2. Kura-kura raksasa Fernandina

Kura-kura raksasa Fernandina (Chelonoidis phantasticus) di taman nasional Galapagos. Rodrigo Buendía / AFP / Getty Image Kura-kura raksasa Fernandina (Chelonoidis phantasticus) di taman nasional Galapagos.

Salah satu kisah kepunahan yang paling terkenal adalah kisah kura-kura raksasa Galapagos. Spesies bernama ilmiah Chelonoidis phantasticus tersebut terakhir kali ditemukan dalam keadaan masih hidup di Kepulauan Galapagos pada 1906. Alhasil, International Union for Conservation of Nature pun mencatatnya sebagai terancam kritis atau kemungkinan sudah punah.

Namun seakan-akan kembali dari kepunahan, seekor Chelonoidis phantasticus betina yang masih hidup ditemukan di Pulau Fernandina oleh tim peneliti gabungan dari Taman Nasional Galapagos dan Konservasi Galapagos yang berbasis di Amerika Serikat.

Tim peneliti pun memindahkannya ke fasilitas pengawinan untuk kura-kura raksasa di Pulau Santa Cruz dan kini sedang berharap untuk dapat menemukan seekor pejantan yang masih hidup.

Baca juga: Kura-kura Raksasa yang Dianggap Punah Ditemukan Lagi di Ekuador

3. Coelacanth atau ikan raja laut

Spesimen ikan purba Coelacanth (Latimeria menadoensis) yang ditemukan di perairan Talise, Manado, Sulawesi Utara, pada November 2008 menambah koleksi Sea World Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2008). Ikan Coelacanth digolongkan sebagai ikan purba dan fosil hidup karena diduga sudah ada sejak era Devonian, sekitar 380 juta tahun silam dengan bentuk yang tak berubah.KOMPAS/LUCKY PRANSISKA Spesimen ikan purba Coelacanth (Latimeria menadoensis) yang ditemukan di perairan Talise, Manado, Sulawesi Utara, pada November 2008 menambah koleksi Sea World Indonesia, Jakarta, Jumat (25/9/2008). Ikan Coelacanth digolongkan sebagai ikan purba dan fosil hidup karena diduga sudah ada sejak era Devonian, sekitar 380 juta tahun silam dengan bentuk yang tak berubah.

Daripada nama Coelacanth, orang Indonesia mungkin lebih mengenalnya dengan nama ikan raja laut. Ikan yang panjangnya bisa mencapai dua meter dan bobotnya bisa mencapai 90 kilogram ini merupakan fosil hidup karena penampakkan yang tak berubah sejak 400 juta tahun lalu.

Ikan ini sempat dikira sudah punah sejak 65 juta tahun lalu. Namun, seorang kurator museum Afrika Selatan tiba-tiba menemukannya kembali pada 1938. Belakangan pada 1997 hingga 1998, ikan ini menjadi populer di Indonesia karena penemuannya di Pulau Manado Tua.

Baca juga: Apa Kabar Ikan Raja Laut, Hewan Purba di Laut Sulawesi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com