Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

World Hearing Day 2019, 3 Gangguan Telinga yang Paling Sering Dialami

Kompas.com - 03/03/2019, 20:02 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor

Sumber

KOMPAS.com - Berkenaan dengan peringatan World Hearing Day (WHD) atau Hari Pendengaran Sedunia, mari kita sedikit peduli untuk merawat dan menjaga kesehatan telinga yang acap kali dilupakan.

Percaya atau tidak, telinga adalah panca indra yang paling rentan mengalami masalah kesehatan. Hal ini karena telinga sangat mudah terpapar berbagai kontaminan dari luar.

Saraf yang  banyak di  telinga juga bisa mengalami gangguan kesehatan jika tidak dijaga dengan baik atau ditangani sesegera mungkin saat terjadi kerusakan pada saraf.

Berikut adalah tiga gangguan telinga yang paling sering dialami manusia, seperti dilansir Hello Sehat:

Baca juga: Misteri Tubuh Manusia, Kenapa Kotoran Telinga Bentuknya Berbeda-beda?

1. Penumpukan kotoran telinga

Dikenal juga sebagai earwax. Komponen yang sebenarnya secara alami dihasilkan telinga, sebenarnya tidak bisa disebut "kotoran".

Earwax diproduksi oleh kelenjar pada saluran telinga. Meski cenderung remeh, earwax memiliki fungsi dan peran tersendiri dalam menjaga kesehatan telinga.

Earwax dapat menangkap debu dan partikel-partikel asing lain yang masuk ke saluran telinga sehingga mencegah komponen asing tersebut masuk ke bagian dalam telinga dan menyebabkan kerusakan atau infeksi pada gendang telinga.

Normalnya, earwax akan mengering dan keluar dari telinga dengan sendirinya bersamaan dengan debu dan partikel yang terperangkap di dalamnya.

Setiap orang menghasilkan jumlah dan jenis earwax yang berbeda-beda, bergantung pada genetik.

Tetapi biasanya saluran telinga yang terlalu kecil atau jika bentuknya tidak wajar akan memudahkan terjadinya penumpukan earwax sehingga malah menyebabkan penyumbatan saluran telinga.

Gangguan telinga ini biasanya diakibatkan oleh kebiasaan mengorek telinga menggunakan cotton bud.

Memasukkan cotton bud ke dalam telinga berisiko mendorong earwax ke bagian telinga yang lebih dalam sehingga memungkinka terjadinya penumpukan di saluran telinga bahkan bisa melukai dan merusak gendang telinga.

Mereka yang sering menggunakan alat bantu dengar atau sering memakai penyumbat telinga (earplug) lebih berpotensi mengalami penyumbatan saluran telinga.

Penyumbatan saluran telinga karena earwax merupakan keluhan yang paling sering menyebabkan seseorang memeriksakan diri ke THT.

Gejala dari terjadinya gangguan telinga yang diakibatkan oleh penumpukan earwax antara lain:

  • Menurunnya kemampuan mendengar
  • Pusing atau berkunang-kunang
  • Rasa sakit pada telinga
  • Merasa bagian telinga penuh atau tersumbat
  • Telinga berdenging
  • Rasa gatal atau timbulnya cairan yang keluar dari lubang telinga

Baca juga: WHO: Anak Milenial, Batasi Kebiasaan Pakai Alat Pemutar Audio!

2. Infeksi saluran telinga tengah (otitis interna)

Disebut juga sebagai otitis media akut, infeksi saluran telinga bagian tengah biasanya terjadi karena bakteri atau infeksi virus yang menyerang bagian tengah saluran telinga.

Bagian tengah ini merupakan ruang berisi udara yang terletak di belakang gendang telinga. Bagian ini juga memiliki tulang kecil yang akan bergetar ketika menerima suara.

Infeksi saluran telinga tengah bisa terasa sangat sakit karena terjadinya penumpukan cairan dan inflamasi di bagian yang terinfeksi.

Gangguan telinga ini dapat dialami oleh anak-anak maupun orang dewasa, tetapi biasanya lebih umum dialami oleh anak-anak.

Infeksi telinga bagian tengah ini juga dapat diakibatkan oleh penyakit lain seperti flu maupun alergi, serta penyakit-penyakit lain yang mengakibatkan penyumbatan dan pembengkakan saluran pernapasan, tenggorakan, dan eustachia.

Pada anak-anak, gangguan telinga ini biasanya memiliki gejala rasa sakit pada telinga (terutama ketika sedang berbaring), kesulitan tidur, anak lebih rewel, demam di atas 38 derajat celcius, sakit kepala, hingga kehilangan nafsu makan.

Sementara pada orang dewasa gejalanya dapat berupa rasa sakit pada telinga, pengeluaran cairan dari telinga, hingga berkurangnya kemampuan mendengar.

Anda harus segera mengunjungi dokter jika gejala infeksi muncul lebih dari satu hari, rasa sakit pada telinga tidak tertahankan, munculnya darah atau nanah dari telinga, atau jika gejala tersebut muncul pada bayi yang berusia di bawah enam bulan.

Baca juga: WHO: Lebih dari 1 Miliar Manusia Berpotensi Kehilangan Pendengaran

3. Infeksi saluran telinga luar (otitis externa)

Gangguan telinga ini biasanya menyebabkan inflamasi, bengkak, dan kemerahan pada saluran telinga luar, yaitu bagian yang menghubungkan antara telinga bagian luar dan gendang telinga.

Penyebab dari gangguan telinga ini biasanya adalah infeksi bakteri, tetapi iritasi, jamur, dan alergi juga mungkin menyebabkan gangguan telinga ini. Risiko Anda mengalami infeksi saluran telinga luar juga semakin meningkat jika Anda terlalu sering mengorek telinga karena dapat merusak bagian kulit di dalam telinga.

Selain itu, telinga yang sering kemasukan air juga mudah terserang infeksi. Hal tersebut dikarenakan jika telinga kemasukan air, Anda lebih mungkin untuk menggaruk atau mengorek telinga Anda, dan keadaan yang terlalu lembap dalam saluran telinga memudahkan bakteri untuk berkembang biak. Ini mengapa infeksi saluran telinga luar sering disebut juga sebagai swimmer’s ear.

Gejala yang ditimbulkan gangguan telinga ini adalah:

  • Rasa sakit pada telinga yang biasanya cenderung parah
  • Rasa gatal pada saluran telinga
  • Keluarnya cairan (baik bening maupun berupa nanah) dari dalam telinga
  • Bagian luar telinga dan saluran telinga terlihat kemerahan dan bengkak
  • Kulit di sekitar saluran telinga mengering, bersisik, dan bisa terkelupas
  • Pada kasus yang lebih parah dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan pendengaran
  • Biasanya hanya satu telinga saja yang terinfeksi

"Jika segera ditangani, gangguan telinga ini akan sembuh dalam beberapa hari. Tetapi jika tidak, keadaan ini disebut otitis eksterna kronis yang dapat berlangsung berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun," tulis Hello Sehat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com