Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Besar Vesuvius Tak Binasakan Seluruh Kehidupan Pompeii

Kompas.com - 03/03/2019, 09:46 WIB
Monika Novena,
Gloria Setyvani Putri

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika Gunung Vesuvius meletus pada 79 Masehi, magma serta gas beracun telah menewaskan hampir 2.000 orang di kota Pompeii dan Herculaneum.

Namun berdasarkan studi teranyar yang terbit dalam jurnal Analecta Romana, letusan itu tidak membunuh semua penduduk Pompeii seperti mitos yang beredar. Lantas ke mana mereka yang selamat mengungsi?

Mengingat saat itu adalah dunia kuno, Steven Tuck, peneliti studi ini memaparkan mereka tidak melakukan perjalanan jauh. Sebagian besar tinggal di sepanjang pantai Italia selatan, bermukim di komunitas Cumae, Naples, Ostia dan Puteoli.

Baca juga: Fosil Kuda Ungkap Jejak Orang Terpandang di Pompeii 2.000 Tahun Lalu

Bukan hal yang mudah sebenarnya menentukan tujuan para pengungsi korban letusan Vesuvius. Catatan sejarah sangat buruk dan tersebar.

Untuk menentukan ke mana orang-orang pergi, Tuck pun harus menyisir catatan sejarah lewat dokumen, prasasti, artefak dan infrastruktur kuno.

Misalnya, Tuck membuat basis data nama keluarga Pompeii dan Herculaneum yang terpisah. Dia kemudian memeriksa apakah nama-nama ini muncul di tempat lain setelah 79 Masehi.

Selain itu, dia juga mencari tanda-tanda budaya Pompeii dan Herculaneum yang unik, seperti pemujaan keagamaan dewa api Vulcanus dan dewa pelindung Pompeii Venus Pompeiana yang muncul di kota-kota terdekat setelah letusan dahsyat terjadi.

Selain itu ada tanda lain yang bisa jadi indikasi adanya pengungsi di wilayah baru. Seperti proyek infrastruktur yang muncul sekitar tahun-tahun setelah letusan gunung. Kemungkinan, pembangunan infrastuktur menjadi jalan masuknya pengungsi secara tiba-tiba.

Tuck juga menemukan jejak Kaisar Romawi Titus memberikan uang kepada kota-kota yang menjadi titik pengungsi.

"Kota Pompeii dan Herculaneum hilang. Tapi penguasa jelas membangun lingkungan baru, saluran air dan bangunan publik di tempat-tempat orang menetap," beber Tuck.

Selain itu, Tuck menemukan bukti korban selamat dengan nama Cornelius Fuscus. Pria ini kemudian meninggal di daerah yang di sebut Romawi Asia atau sekarang Rumania dalam kampanye militer.

"Orang-orang mememasang prasasti di makamnya. Dan mereka menyebut dia (Fuscus) berasal dari koloni Pompeii, lalu tinggal di Naples dan bergabung sebagai tentara," katanya.

Lainnya lagi, ada keluarga Sulpicius dari Pompeii akhirnya bermukim di Cumae karena mereka memiliki jejaring bisnis di tempat tersebut.

"Di luar tembok Pompeii, arkeolog menemukan kotak mirip brankas penuh dengan catatan keuangan mereka. Kotak itu di sisi jalan, tertutup abu. Jelas seseorang telah mengambilnya ketika melarikan diri, meski kemudian sekitar 1 mil di luar kota, kotak itu dibuang," jelas Tuck.

Dokumen-dokumen dalam kotak tersebut merinci pinjaman keuangan, utang, dan kepemilikan properti selama beberapa dekade.

Baca juga: Rangka Manusia Ketiban Batu Ungkap Jejak Letusan Vesuvius di Pompeii

Selama penelitiannya, Tuck juga menemukan bukti pemukiman untuk beberapa perempuan serta pembebasan budak. Banyak pengungsi menikah satu sama lain, bahkan setelah mereka pindah ke kota baru.

Tak hanya itu, seorang perempuan seperti, Vettia Sabina juga tercatat pernah tinggal di Naples. Di makamnya tertulis 'Have', kata tersebut merupakan dialek yang digunakan di Pompeii sebelum dan sesudah Romawi mengambil alih kota pada tahun 80 SM.

"Artinya selamat datang dan Anda akan melihatnya di depan rumah penduduk Pompeii," kata Tuck.

Meski begitu menurut Tuck, ada banyak orang asing, migran dan budak yang kemungkinan tidak terlacak karena tidak mencatatkan nama keluarga mereka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com