Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keseringan Menatap Layar Perburuk Kemampuan Sosial dan Motorik Anak

Kompas.com - 01/02/2019, 19:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Editor


KOMPAS.com — Anak balita yang terlalu banyak menghabiskan waktu menonton televisi, menggunakan tablet, dan ponsel pintar mungkin tidak akan lebih terampil dalam menyelesaikan masalah, berkomunikasi, dan keterampilan lainnya daripada anak balita yang memiliki sedikit waktu untuk itu.

Seperti diberitakan Reuters, anak-anak dalam penelitian ini menghabiskan rata-rata 17 jam dalam seminggu untuk menonton ketika mereka berusia dua tahun, dan 25 jam seminggu pada saat mereka berusia tiga tahun.

Angka-angka tersebut jauh melebihi batas yang dianjurkan oleh Akademi Pediatri Amerika untuk memberikan waktu yang cukup bagi anak-anak untuk bermain hal-hal kreatif dan berinteraksi dengan pengasuh juga teman sebayanya.

"Kegiatan menonton biasanya dilakukan duduk tak berpindah-pindah atau pasif, dengan sedikit sekali kesempatan belajar," kata penulis studi utama Sheri Madigan dari Universitas Calgary dan Institut Penelitian Rumah Sakit Anak Alberta di Kanada.

Baca juga: Ini Alasan Kenapa Anda Tergoda Menonton Video Pencet Komedo

Sebagian masalahnya adalah otak anak balita tidak akan cukup berkembang untuk menerapkan hal-hal yang mereka pelajari dari layar dua dimensi ke dalam kehidupan nyata tiga dimensi yang mereka alami, kata Madigan melalui e-mail.

"Jika mereka melihat seseorang membangun balok-balok di layar, itu tidak membantu mereka untuk membangun balok juga di kehidupan nyata," tambah Madigan.

Hilangnya Kesempatan Bermain

Alasan lain mengapa waktu di depan layar dapat memperlambat perkembangan anak balita adalah karena jam-jam yang berlalu ketika mereka menonton menghilangkan kesempatan mereka untuk menulis dengan krayon atau melakukan permainan yang membantu mereka belajar cara menendang bola atau menunggu giliran bergantian.

"Ini adalah kesempatan kritis pada anak usia dini, karena penguasaan keterampilan diperlukan sebelum perkembangan lebih lanjut terjadi," kata Madigan.

"Anda harus bisa berjalan sebelum berlari, dan kamu harus tahu cara memegang krayon sebelum bisa menulis namamu."

Dibandingkan dengan balita yang memiliki waktu di depan layar lebih sedikit, anak berusia dua tahun dengan waktu layar yang berlebihan cenderung memiliki skor yang lebih rendah pada usia tiga tahun saat menjalani tes perkembangan untuk mengukur komunikasi, keterampilan motorik halus dan kasar, pemecahan masalah dan juga keterampilan sosial.

Pola yang sama terlihat pada anak berusia tiga tahun. Semakin banyak mereka menghabiskan waktu di depan layar, semakin buruk skor mereka pada tes perkembangan ketika mereka mencapai usia lima tahun.

Untuk studi yang dipublikasikan pada jurnal JAMA Pediatrics, para peneliti melakukan survei pada 2.441 ibu di Kanada tentang seberapa banyak waktu yang dihabiskan anak-anak mereka saat hari biasa dan akhir pekan untuk menonton televisi, film atau video, bermain gim video atau menggunakan komputer, tablet dan perangkat elektronik lain seperti ponsel pintar.

Para ibu juga mengisi kuesioner tentang kemajuan anak-anak dengan berbagai tonggak perkembangan selama masa studi.

Para peneliti juga menguji penyebab kebalikannya, yaitu mereka ingin tahu apakah orang tua memilih untuk memberikan waktu di depan layar lebih banyak kepada balita dengan masalah tumbuh kembang, dibanding anak balita tanpa masalah tumbuh kembang.

Tapi tampaknya tidak benar menunjukkan bahwa waktu yang dihabiskan di depan layar berkontribusi terhadap keterlambatan tumbuh kembandan bukan bahwa keterlambatan mungkin berkontribusi pada anak-anak yang mendapatkan waktu bermain dengan gawai lebih banyak.

Baca juga: Hukuman Ini Bisa Bikin Anak Antisosial Saat Dewasa

Batas Sehat

Namun, hal itu menambah bukti yang menghubungkan pembatasan waktu menggunakan gawai dengan perkembangan kognitif, fisik dan psikologis yang lebih baik pada anak usia dini, kata Gary Goldfield, seorang peneliti dari Universitas Ottawa yang tidak terlibat dalam studi ini.

"Mayoritas anak-anak dari segala usia menggunakan gawai dalam waktu yang melebihi rekomendasi, jadi orangtua harus lebih ketat menetapkan batas sehat," kata Goldfield melalui email.

"Bagi mereka yang menggunakan gawai melebihi pedoman waktu, orangtua dapat mengurangi beberapa efek negatif dengan memastikan hal tersebut tidak mengganggu waktu tidur yang cukup (yang sering terjadi pada anak-anak dan remaja), aktivitas fisik sehari-hari atau bermain aktif, dan banyak memperkaya, merangsang dan berinteraksi tatap muka dengan orangtua atau pengasuh serta anak-anak lain," tambah Goldfield.

Ketika anak-anak mendapatkan waktu untuk menonton, mereka harus mendapat program berkualitas tinggi yang dirancang untuk mengembangkan pikiran, kata Dr Suzy Tomopoulos dari Rumah Sakit Anak Hassenfeld di Universitas New York Langone dan Pusat Rumah Sakit Bellevue di Kota New York.

"Orangtua dapat meminimalisasi risiko jika waktu layar sesuai dengan anak, memiliki konten pendidikan, dan dilihat bersama dengan anak," kata Tomopoulos yang tak terlibat dalam studi ini melalui e-mail.

"Orangtua juga harus mematikan televisi ketika tidak ada yang menonton, selama waktu makan dan 1 jam sebelum tidur."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com