Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
The Conversation
Wartawan dan akademisi

Platform kolaborasi antara wartawan dan akademisi dalam menyebarluaskan analisis dan riset kepada khalayak luas.

Bagaimana Google Trends Bisa Bantu Monitoring Demam Berdarah?

Kompas.com - 28/01/2019, 18:35 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Platform Google Trends, bisa mengendus peningkatan penyakit termasuk demam berdarah. Banyaknya orang yang googling tentang demam berdarah, berkorelasi dengan meningkatnya kasus DBD.

Penelitian kami yang membandingkan pencarian kata kunci di Google dengan data surveilans demam berdarah dari Kementerian Kesehatan pada 2012-2016 membuktikan hal tersebut. Kata kunci yang umum digunakan adalah “demam berdarah”, “gejala demam berdarah”, dan “dbd”.

Google Trends bahkan dapat mendeteksi kenaikan kasus lebih awal, satu hingga tiga bulan sebelumnya. Selain itu, sebaran pencarian dapat dipetakan.

Pada awal 2019, pencarian tentang demam berdarah terjadi di hampir seluruh wilayah. Hanya di 4 provinsi, yaitu Riau, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Barat dan Papua Barat yang tidak terdeteksi. Intensitas pencarian tertinggi di provinsi Sulawesi Utara.

Provinsi dengan volume pencarian di atas rerata adalah Jawa Timur, Gorontalo, NTT, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara. Tiga di antaranya merupakan provinsi yang ditetapkan sebagai KLB DBD yaitu Sulawesi Utara, NTT dan Kalimantan Tengah.

 

Peta sebaran pencarian informasi tentang demam berdarah dengue di Internet pada Januari 2019. Author provided

Penelitian kami senada dengan riset Althouse dan Cummings serta Chan.yang memprediksi demam berdarah di Bolivia, Brazil, India dan Singapura dengan Google Trends.

Oleh karenanya, Google Trends berpotensi sebagai sumber data komplementer untuk surveilans demam berdarah. Selain gratis, data Google Trends bersifat real time.

Google Trends: DBD pada Januari

Kenaikan kasus DBD sudah terekam jejaknya di Google Trends sejak pekan terakhir November 2018. Pada periode tersebut, volume pencarian demam berdarah sudah menyamai puncak googling tentang DBD sebelumnya, yaitu pada Januari 2017.

 

Pencarian informasi tentang demam berdarah dengue di Google Trends, Januari 2017-Januari 2019. Author provided

Pada pekan pertama Januari 2019, volume pencarian demam berdarah mencapai 90 poin. Angka ini hampir dua kali lipat dibanding periode sebelumnya.

Artinya, Google Trends bisa mengendus status waspada KLB demam berdarah lebih cepat dari status yang ditetapkan oleh pemerintah DKI berdasarkan data resmi.

Untuk diadopsi memperkuat kebijakan, misalnya deteksi dini atau penentuan KLB dan Waspada, data Google Trends perlu dikonfirmasi dengan data resmi, baik di tingkat pusat dan daerah.

Soalnya, akurasi data di Google Trends juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di antaranya, penetrasi internet di wilayah, literasi digital, literasi kesehatan serta persepsi masyarakat terhadap penyakit akibat paparan media. Di samping itu, Google Trends baru menyediakan data frekuensi pencarian berdasarkan waktu dan tempat.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com