Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tisu Bekas Ingus Dihargai Rp 1,1 Juta di AS, Ini Tujuannya

Kompas.com - 28/01/2019, 17:03 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

Sumber Inverse

KOMPAS.com - Mungkin kita bisa menghabiskan satu kotak tisu penuh ingus saat pilek, dan segera membuangnya. Namun, sebuah startup asal AS justru menjual tisu penuh ingus yang dihargai jutaan.

Untuk selembar tisu ingus, orang yang minat membeli tisu dari perusahaan VaevTissue harus merogoh kantong 79 dollar AS atau setara Rp 1,1 juta dan hanya bisa dibeli lewat online.

Tak masuk akal bukan? Untuk apa hal itu dilakukan?

Kepada Time, pendiri VaevTissue Oliver Nissen menjelaskan bahwa ini adalah inovasi untuk menjadwalkan kapan seseorang menderita pilek lewat virus yang tinggal di tisu.

Baca juga: Orangtua Harus Tahu, Gemar Pakai Tisu Basah Bikin Si Kecil Alergi

"Tujuan kami adalah memberikan virus flu kepada pengguna, sehingga pilek tidak datang tiba-tiba saat tidak diharapkan, serta untuk melatih agar sistem imun kita kebal terhadap virus pilek," kata Nissen.

Di situsnya, Vaev Tissue menulis kalau mereka ada  karena seorang warga Denmark yang sedang terkena pilek mengaku bosan dengan pengobatan berupa suntikan dan pil. Oleh sebab itu, pada 2017 Vaev lahir di Copenhagen, Denmark, dan kemudian kini bermarkas di Los Angeles.

Bagi mereka, tisu bekas lebih aman dibanding suntikan atau pil. Nissen pun beranggapan, kemampuan mengatur waktu sakit adalah sebuah kemewahan.

Pihaknya telah mempekerjakan 10 orang pilek untuk membuang ingusnya ke tisu.

Melansir Inverse, Jumat (25/1/2019), persediaan tisu bekas yang dimiliki VaevTissue sudah ada 1.000 lembar. Sayangnya, mereka masih belum menemukan satu pun pembeli dan Nissen yakin ada seseorang di luar sana yang membutuhkan tisu mereka.

Pendapat para ahli

Meski begitu, jika Anda ingin merasakan pilek dari tikus bekas, itu bukan cara yang tepat. Banyak ahli menganggap tisu yang dibuat VaevTissue adalah sampah.

Salah satu alasannya adalah ada lebih dari 200 virus yang bisa memicu penyakit seperti pilek.

Virus-virus itu dibagi menjadi tujuh kelompok virus yang menyebabkan pilek, yakni rhinovirus, coronavirus, influenza, virus parainfluenza, adenovirus, metapneumovirus, dan virus syncytial pernapasan.

Rhinovirus adalah yang paling umum dan menyebabkan tiga perempat orang dewasa pilek.

Menurut ahli mikrobiologi Universitas Arizona, Charles Gerba, fakta adanya 200 jenis virus yang mengakibatkan flu menandakan bahwa tisu tidak efektif menularkan pilek.

Halaman:
Sumber Inverse
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com