Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pilu Anak Beruang yang "Ditolak" Kampungnya

Kompas.com - 17/01/2019, 12:57 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Warga Rusia baru-baru ini mengumpulkan uang untuk menerbangkan seekor anak beruang dari satu ujung negeri ke ujung lainnya.

Tentu hal ini bukan tanpa alasan, mereka bertujuan agar anak beruang itu bisa memulai hidup baru setelah induknya dibunuh para pemburu liar.

Penduduk Desa Malka di Semenanjung Kamchatka, timur jauh Rusia, menemukan anak beruang berumur 10 bulan yang kelaparan sedang terlunta-lunta menyusuri jalan-jalan di desa mereka yang membeku bulan lalu.

Beruang itu mencari makanan dan bantuan.

Sesudah berhasil dibujuk untuk masuk ke sebuah tempat penampungan oleh para relawan setempat, barulah didapati bahwa beruang malang itu beratnya setengah dari berat normal anak-anak beruang sebayanya.

Baca juga: Ahli Kecam Video Viral Anak Beruang Daki Lereng Salju, Apa Sebabnya?

Berat normal anak beruang seumurannya sekitar 50 kg. Namun berat beruang itu hanya sekitar 25 kg, tulis surat kabar Komsomolskaya Pravda.

Warga desa Malka lalu memberikan nama Mashka pada anak beruang itu. Mereka juga memberi makan beruang itu dengan ikan.

Mereka kemudian mulai mencari habitat baru baginya, setelah para petugas kehutanan di sana memastikan bahwa ibunya sudah mati.

Sayangnya, itu bukan hal mudah untuk dilakukan.

Kebun binatang lokal di Yelizovo, misalnya. Mereka hanya bisa menawarkan penampungan sementara bagi Mashka.

Alasannya karena mereka sudah punya beruang cokelat bernama Kamchatka.

Mereka tidak punya tempat lain untuk jenis beruang yang pertumbuhannya sangat cepat dan sub-spesies terbesar di Eurasia itu.

Memanfaatkan Facebook

Tak hanya kebun binatang, cagar alam juga menolaknya Mashka. Mereka beralasan karena anak binatang yang sudah terbiasa dengan manusia akan rentan terhadap predator.

Terlebih, Mashka sudah kehilangan ibunya sebelum ia bisa belajar menangkap ikan sendiri, lapor surat kabar itu pula.

Tetapi akhirnya penyelamat Mashka bersyukur, karena ada Pusat Rehabilitasi Hewan Feniks di Kaluga, di barat negara itu, yang mau mengulurkan tangan.

Masalahnya, jaraknya kedua wilayah luar biasa jauh, dari ujung ke ujung. Ongkos penerbangan beruang kecil ini juga jauh dari kata murah.

Maka Veronika Matyushina, direktur Feniks Center, membuat akun Facebook bagi Mashka untuk menggalang dana yang diperlukan, yaitu sebesar 220.000 rubel (Sekitar Rp40 juta).

Baca juga: Kabar Baik, Kuskus Beruang Sulawesi Langka Melahirkan di Polandia

Kisah ini mengetuk hati warga Rusia. Berbagai saluran TV, tabloid, dan bahkan surat kabar pemerintah, Rossiyskaya Gazeta, ambil bagian untuk memperjuangkan nasib Mashka.

Sehingga kampanye pengumpulan dana itu bisa mencapai target dengan cepat.

"Halo! Karcis saya untuk pesawat terbang dengan sayap perak sudah siap. Terima kasih untuk semua yang telah membantu saya sampai ke Feniks Center," kata akun Mashka, seraya menambahkan bahwa ia akan tiba di rumah barunya pada 22 Januari.

Beruang adalah binatang sangat disukai dalam budaya Rusia. Liputan media tentang kisah Marshka juga berperan pada bangkitnya keharuan pada nasib Mashka.
Tetapi Feniks Center menekankan bahwa si kecil itu, "bukan beruang kartun - dia adalah satwa liar."

"Kami menyadari tanggung jawab besar yang kami pikul, dan akan melakukan semua yang kami bisa untuk merawatnya dan menjamin keselamatannya dan keselamatan orang lain, saat kami mempersiapkan Mashka untuk hidup barunya di antara manusia," kata Matyushina melalui akun Facebook.

Dia juga menegaskan bahwa semakin banyak pemburu liar membunuh beruang dewasa, semakin banyak anak beruang yang terlunta-lunta dan kelaparan yang akan berkeliaran ke kota-kota untuk mencari makanan.

Bahkan, di musim dingin ini telah terjadi sejumlah serangan beruang di Kamchatka. Ini membuat jaksa penuntut setempat menyerukan pihak berwenang bertindak untuk melindungi masyarakat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com