Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ribuan Penguin Betina Terdampar Jauh dari Habitat, Sebagian Mati Lapar

Kompas.com - 10/01/2019, 19:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Selama satu dekade terakhir, ribuan penguin betina dari jenis Magellan terdampar di pantai Uruguay, Argentina, dan Brasil. Mereka berada ratusan mil dari tempatnya berkembang biak dan kesulitan kembali ke rumah.

Spesies penguin Magellan memiliki tubuh berwarna hitam putih, dengan ukuran tubuh sedang. Mereka berasal dari wilayah Patagonia, Amerika Selatan.

Saat sedang tidak berkembang biak, semua penguin baik yang jantan maupun betina bermigrasi ke utara menuju Uruguay dan Brasil untuk berburu ikan lezat.

Tragisnya, dalam satu dekade terakhir ribuan penguin itu berenang terlalu jauh ke utara dan terdampar di sana.

Baca juga: Kali Pertama, Penguin Sesama Jenis di Australia DIberi Telur Adopsi

Menurut studi terbaru yang terbit di jurnal Current Biology Senin (7/1/2019), setiap tahun ada ribuan penguin Magellan gagal pulang ke kampung halamannya. Sebagian terdampar di pantai Uruguay, Argentina, dan Brasil.

Pembedahan terhadap penguin yang sudah mati menunjukkan bahwa rata-rata perut mereka kosong atau tercemar sampah plastik.

Anehnya, sekitar dua pertiga penguin yang terdampar adalah betina.

Untuk mencari jawaban atas fenomena tersebut, Takashi Yamamoto yang merupakan seorang ahli di Institute of Statistics Mathematics, Tokyo, dan koleganya memasang monitor GPS di pergelangan kaki 14 penguin Magellan, delapan penguin jantan dan enam penguin betina.

GPS yang sudah terpasang dengan monitor itu berguna untuk mengamati ke mana arah penguin tersesat setelah periode perkembangbiakannya di awal 2017.

Pengamatan yang dilakukan selama berbulan-bulan akhirnya menunjukkan pola yang jelas.

Selama migrasi musim semi dan musim panas, penguin jantan cenderung menyelam lebih dalam dan lebih dekat dengan habitat asal mereka di Patagonia.

Sementara penguin betina cenderung berenang mendekati pemukaan air dan melakukan migrasi lebih jauh ke utara dibanding penguin jantan. Kebanyakan mereka terdampar di dekat Uruguay dan Brasil selatan.

Menurut Yamamoto dan timnya, situs pemberhentian migrasi seperti tepi sungai dekat kota Buenos Aires di Argentina Utara dianggap sebagai tempat yang menjebak penguin karena di sana arusnya kuat dan banyak polusi.

"Ancaman karena polusi air yang disebabkan pengembangan minyak dan transportasi laut, juga penangkapan ikan yang membahayakan penguin. Mangsa (penguin) berkurang akibat penangkapan ikan," ujar Yamamoto dilansir Lice Science, Selasa (8/1/2019).

Sementara itu, alasan kenapa lebih banyak penguin betina yang terdampar dibanding jantan sebenarnya dipengaruhi ukuran tubuh mereka.

Menurut para ahli, ukuran penguin Magellan betina lebih kecil dibanding yang jantan. Inilah yang membuat mereka kesulitan bersaing mendapat makanan di perairan yang penuh penguin sehingga mereka berenang di utara, tapi di utara mereka harus melawan arus yang kuat.

Ukuran tubuh yang lebih kecil juga memengaruhi sensitivitas terhadap suhu lautan. Akibatnya, penguin betina cenderung berenang ke arah perairan yang lebih hangat di utara.

Baca juga: Pasangan Penguin Gay Culik Bayi Penguin di Kebun Binatang Denmark

Ini merupakan studi kecil yang bisa dijadikan langkah pertama untuk memahami penyebab dan skala dari misteri terdamparnya ribuan penguin.

Meski begitu, Yamamoto yakin studi ini juga memberi gambaran jelas tentang masa depan penguin Magellan. Jika semakin sedikit betina yang bisa kembali ke Patagonia untuk berkembang biak setiap tahun, kelangsungan hidup spesies penguin Magellan bisa terancam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com