Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akibat Bakteri Pemakan Daging, Ratusan Warga Australia Tertular Borok

Kompas.com - 01/01/2019, 10:01 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Editor

KOMPAS.com - Kasus warga yang terjangkit infeksi Bisul atau borok Buruli yang disebabkan oleh bakteri pemakan daging di negara bagian Victoria, Australia selama empat tahun terakhir meningkat hampir empat kali lipat.

Otoritas kesehatan Victoria mencatat sepanjang tahun 2018 ada sebanyak 338 orang warga terinfeksi penyakit borok parah.

Borok tersebut dimulai sebagai benjolan kecil tanpa rasa sakit pada kulit.

Selama beberapa minggu, benjolan itu akan membengkak menjadi tonjolan merah yang jauh lebih besar dan lebih jelas.

Akhirnya, kulit akan pecah terbuka, memperlihatkan luka mentah dan berisi nanah yang terus tumbuh.

Baca juga: Infeksi Bakteri Pemakan Daging Jadi Epidemi di Australia

Begitulah proses terbentuknya borok atau ulkus Buruli, akibat bakteri pemakan daging yang menginfeksi ratusan warga Victoria.

"Itu benar-benar menakutkan," kata seorang mahasiswa Jacinta Mazzarella.

"Saya benar-benar khawatir saya akan kehilangan anggota tubuh," imbuhnya.

Beberapa bulan yang lalu, perempuan berusia 18 tahun itu mengembangkan borok Buruli yang lebih besar dari koin 50 sen di pergelangan kaki kirinya.

Dia meyakini kemungkinan telah tertular penyakit tersebut pada saat musim panas lalu di rumah liburan keluarganya di Bellarine Peninsula, selatan Melbourne.

Tetapi tidak ada yang bisa memastikan bagaimana dia bisa menderita borok itu karena para ilmuwan dan dokter tidak tahu bagaimana penyakit itu menyebar.

Untungnya, kemajuan medis telah menyediakan perawatan yang jauh lebih efektif daripada di masa lalu. Kulit Jacinta Mazzarella mulai sembuh setelah perawatan medis yang ekstensif.

"Saya tidak bisa bekerja karena saya tidak diperbolehkan berdiri untuk jangka waktu yang lama, jadi saya mendapat libur empat, lima bulan," katanya.

"Aku seorang penari - aku harus berhenti menari," sambungnya.

Masalah Borok Meluas

Selama empat tahun terakhir, jumlah infeksi tahunan yang dilaporkan di Victoria meningkat hampir empat kali lipat.

Kasus-kasus yang dilaporkan juga semakin parah, menyebabkan luka yang lebih besar yang bisa memakan waktu lebih dari setahun untuk sembuh.

Baca juga: Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging, Wanita Ini Sembuh Tanpa Cangkok

"Infeksi ini mengandung racun yang sebenarnya melakukan tiga hal," jelas Associate Professor Daniel O'Brien dari Barwon Health.

"Satu dapat melarutkan daging. Kedua infeksi ini memproduksi agen anestesi sehingga kebanyakan, terutama sejak awal terinfeksi, pasien tidak merasakannya," tambahnya.

"Ketiga adalah infeksi ini benar-benar melumpuhkan sistem kekebalan tubuh," ujar O'Brien lagi.

Bakteri pemakan daging, Mycobacterium ulcerans, terkait dengan infeksi yang menyebabkan kusta.

Bakteri ini tetap tidak aktif pada orang yang terinfeksi selama berbulan-bulan sebelum luka mulai menggembung.

"Ini adalah penyakit agresif yang tidak mudah diobati. Ini bukan bakteri biasa, jadi antibiotik normal tidak berfungsi," kata Dr O'Brien.

"Saya melihat proporsi yang lebih tinggi dari penyakit ini dengan tingkat yang parah - yaitu, kasus yang jauh lebih buruk daripada yang kita tangani sekitar lima tahun lalu," sambungnya.

Menurut O'Brien, ulkus atau borok ini menjadi lebih agresif, lebih besar, dan menyebabkan lebih banyak kerusakan jaringan. Itu juga berarti perawatan jauh lebih sulit dan meninggalkan konsekuensi jangka panjang.

Di Halaman Belakang

Untuk memerangi lonjakan kasus penyakit ini, CSIRO telah bekerja sama dengan lembaga pemerintah Victoria, rumah sakit di Geelong dan Melbourne, dan Universitas Melbourne. Mereka mencoba memecahkan misteri seputar bisul ini.

Baca juga: Apakah Anda Berisiko Terpapar Bakteri Pemakan Daging?

Selama periode dua tahun, para ilmuwan berencana untuk mengunjungi 120 rumah orang yang telah terserang penyakit ini, serta 120 rumah yang tidak terkait dengan infeksi.

Mereka juga mengumpulkan sampel tanah, air, kotoran possum, dan nyamuk untuk diuji.

"Diduga banyak orang benar-benar tertular penyakit di kebun mereka sendiri," kata Kim Blasdell dari CSIRO.

Diperkirakan nyamuk juga bertanggung jawab dalam menyebarkan bakteri pemakan daging.

Tanah atau air yang terkontaminasi yang menginfeksi luka atau goresan juga bisa menjadi penyebab lainnya.

Hewan termasuk possum, bandicoots, koala dan bahkan kucing dan anjing domestik, diduga bertindak sebagai pembawa atau "penampung" penyakit.

"Gagasan di balik upaya ini adalah untuk mencoba dan mendapatkan pemahaman yang lebih jelas tentang bagaimana orang terkena bakteri pemakan daging ini," kata Dr Blasdell.

"Orang-orang menderita penyakit ini untuk jangka waktu yang lama dan saat ini kami tidak tahu bagaimana cara memberi tahu orang-orang bagaimana mereka dapat melindungi diri mereka sendiri," imbuhnya.

Di Victoria, ulkus atau bisul ini secara bahasa sehari-hari disebut ulkus Bairnsdale, karena wabah di kota Gippsland Timur pada 1930-an.

Di Queensland, bisul ini dikenal sebagai bisul Daintree.

Negara bagian utara Australia mengalami lonjakan 54 kasus pada tahun 2011. Tetapi infeksi telah menurun tajam karena hanya sedikit infeksi.

Baca juga: Kebal Antibiotik, Bakteri Super Bakal Bunuh Jutaan Manusia pada 2050

Tetapi Victoria memiliki lebih dari 330 kasus yang didiagnosis tahun ini saja.

Daerah yang paling terkena dampak termasuk Semenanjung Mornington (146 kasus), Frankston (14), Greater Geelong (23) dan Bayside Melbourne (14).

Tetapi semakin banyak kasus yang didiagnosis di daerah baru, termasuk pinggiran kota Melbourne, menjadi perhatian bagi para peneliti.

"Kami benar-benar tidak mengerti mengapa Victoria ada dalam daftar berjangkitnya penyakit ini karena di seluruh dunia penyakit ini berjangkit di daerah tropis," kata Dr. O'Brien.

Dokter saat ini mengklaim tingkat keberhasilan 99,5 persen dalam mengobati infeksi Ulcer Buruli.

Tetapi orang-orang didesak untuk mengambil tindakan pencegahan musim panas ini.

Ini termasuk memastikan aman dari gigitan nyamuk, menghilangkan air yang tergenang yang dapat bertindak sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk, membersihkan dan melindungi luka dan goresan, dan mengenakan sarung tangan saat berkebun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com