Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mungkinkah Dua Orang Bersaudara Mengisi Kehidupan di Bumi?

Kompas.com - 30/12/2018, 18:00 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Agama-agama Samawi mempercayai manusia pertama di dunia adalah Adam dan Hawa. Namun jika membahasnya secara ilmiah, mungkinkah dua manusia dapat melakukannya, mengingat ada masalah kesehatan tak terhindarkan terkait perkawinan sedarah dan kumpulan gen terbatas?

Sebelumnya, mari kita bayangkan kedua manusia pertama itu adalah saudara atau sepupu.

Berbagai studi ilmiah telah menunjukkan bahwa perkawinan sedarah akan berdampak buruk bagi kesehatan keturunannya, mulai dari risiko mendapat penyakit genetik langka sampai cacat lahir.

Baca juga: Mantan Astronot NASA: Kirim Manusia ke Mars adalah Langkah Bodoh

Sebuah laporan tentang anak-anak Ceko yang lahir antara tahun 1933 sampai 1970 dari orangtua sedarah menampilkan tingginya angka kematian bayi, dan cacat mental atau fisik sejak lahir. Selain itu, kualitas sperma juga bisa menurun karena perkawinan sedarah.

Hal itu tak lain karena perkawinan sedarah membuat keragaman genetik dalam DNA anak sangat minim. Buruknya, risiko kesehatan tersebut kemudian diwariskan dari generasi ke generasi.

Selain itu, studi mencatat bahwa keragaman genetik memungkinkan spesies mengatasi masalah dan perubahan dalam lingkungan. Saat perkawinan sedarah terjadi, hal tersebut hilang.

Baca juga: Otak Fosil Ini Setengah Manusia, Setengah Kera

Meski begitu, bukan tidak mungkin perkawinan sedarah terjadi dan berlangsung.

"Dengan ukuran populasi yang kecil semua akan terhubung cepat atau lambat, dan hubungan sedarah akan meningkat," ujar Bruce Robertson dari Universitas Otago di New Zealand, dilansir Science Alert, Sabtu (29/12/2018).

Sejauh ini memang buruk, tapi ada harapan untuk masa depan Adam dan Hawa.

Sejarah peradaban manusia menunjukkan bahwa ada populasi kecil yang selamat dan tetap tumbuh dalam probabilitas matematika di balik genetika. Misalnya komunitas Hutterite di Amerika Utara dengan 18 keluarga.

"Bukti untuk efek jangka pendek dari keragaman genetik yang rendah sangat kuat. Namun ada juga kisah luar biasa, jadi segala sesuatu mungkin terjadi," ujar antropolog John Moore yang meneliti bagaimana manusia dapat menjajah planet lain dalam kerja sama dengan NASA.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com