Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Selalu Buruk, Lalat Bisa Jadi Solusi Pengolahan Sampah

Kompas.com - 29/12/2018, 16:04 WIB
Bhakti Satrio Wicaksono,
Resa Eka Ayu Sartika

Tim Redaksi

 

DEPOK, KOMPAS.com – Pengolahan sampah organik saat ini bisa memanfaatkan bantuan lalat. Meskipun lalat dipandang sebagai serangga yang berbahaya karena erat kaitannya dengan berbagai macam penyakit, namun tidak semuanya mempunyai pengaruh buruk.

Bahkan dengan memanfaatkan lalat dengan baik, dapat membantu kita dalam mengatasi persoalan sampah yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Caranya, dengan memanfaatkan lalat tentara hitam (Hermetia illucens) untuk mengurai sampah.

Akan tetapi perlu diperhatikan, sampah yang dapat diurai adalah sampah organik seperti sisa makanan dan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi manusia.

Dengan membiarkan larva atau maggot dari lalat tentara hitam mengonsumsi sampah organik, maka proses penguraian sampah sudah mulai terjadi. Dari proses tersebut, banyak hal bermanfaat bisa dihasilkan.

Baca juga: Pikat Si Lalat Aneh, Hobi Mengisap Darah dan Ganja

"Maggot hidup nanti bisa dikasih ke ternak kita seperti ayam atau bebek," ujar Pandu Damai, operasional manager dari Biomagg saat ditemui pada Kamis (27/12/2018) di Depok. 

Magot lalat tentara HitamBhakti Satrio Wicaksono Magot lalat tentara Hitam

"Di tempat kita juga dimanfaatkan untuk memberikan pakan ke lele. Selain itu, kotoran dari maggot ini bisa dimanfaatkan untuk dijadikan pupuk kompos," sambungnya.

Pandu menerangkan, meskipun maggot dikenal sebagai sesuatu hal yang menjijikan, dalam kasus maggot milik lalat tentara hitam dinyatakan aman untuk dikonsumsi ternak.

Bahkan, dikatakan olehnya, larva ini mengandung banyak protein yang baik untuk ternak.

Melalui sistem ini, seakan memberikan pilihan baru dalam menjawab permasalahan pengolahan sampah khususnya yang organik.

Dengan dukungan dari berbagai pihak seperti Jasindo dan BPPT, Biomagg ingin menerapkan metode ini untuk wilayah dalam lingkup kecil dengan tujuan mengurangi ketergantungan penumpukan sampah di satu titik.

“Jadi kita pengen mengolah sampah dari sumbernya. Karena biaya masalah sampah itu kan habis di transportasi sampahnya ke Tempat Pembuangan Akhir," kata Pandu. 

"Makanya kita pengen sampah organik setidaknya diolah di tempat terdekat mereka. Jadi pasar-pasar dan komplek perumahan punya tempat seperti ini,” jelasnya.  

Dia menuturkan, cara ini cukup efektif untuk dilakukan dalam skala kecil. Jika dilakukan perhitungan, dari 10 gram telur lalat tentara hitam, dapat dimanfaatkan untuk mengolah 450 kg sampah organik setiap harinya.

Angka tersebut dinilai cukup untuk lingkup perumahan.

Baca juga: Peneliti Israel Terobsesi dengan Orgasme Lalat Buah, Ini Alasannya

Meski demikian, yang menjadi tantangan dalam melakukan ini adalah kesediaan masyarakat untuk mulai terbiasa memilah sampah mulai dari yang organik, anorganik, dan residu mulai dari di masing-masing rumah.

Jika ingin memanfaatkan cara ini untuk mengolah sampah organik kedepannya, maka dengan memilah-milah sampah dimulai dari setiap rumah akan sangat membantu kedepannya.

“Kita harapkan ini bisa jadi industri dan bermanfaat untuk masyarakat,” pungkas Pandu.

Magot lalat tentara hitamBhakti Satrio Wicaksono Magot lalat tentara hitam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau